Badan Gizi Nasional Pacu Pendirian 7.000 Sentra Pelayanan Gizi Hingga Pertengahan 2025, Targetkan Jangkau 20 Juta Penerima Manfaat
Badan Gizi Nasional (BGN) tengah gencar memperluas jangkauan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan menargetkan pendirian 7.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh Indonesia hingga Agustus 2025. Langkah ini diharapkan dapat melayani sedikitnya 20 juta penerima manfaat.
Kepala BGN, Dadan Hindayana, mengungkapkan optimisme tersebut saat melakukan peletakan batu pertama pembangunan SPPG di lingkungan Pondok Pesantren Syaichona Muhammad Cholil, Bangkalan, Jawa Timur. Menurutnya, program MBG memiliki potensi besar untuk menjangkau seluruh target 82,9 juta penerima manfaat di Indonesia pada akhir tahun ini.
"Kami menargetkan sekitar 20 juta penerima akan terlayani pada Agustus mendatang," ujar Dadan.
Saat ini, BGN mencatat bahwa 1.579 SPPG telah beroperasi dan melayani 4,24 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia hingga Mei 2025. Capaian ini dinilai melampaui target yang ditetapkan sebelumnya.
"Sampai saat ini, Alhamdulillah, sudah ada 1.579 SPPG di seluruh Indonesia yang melayani 4,24 juta penerima manfaat. Dalam waktu 4 bulan, BGN telah berhasil melayani jutaan orang," tegas Dadan.
Ia menambahkan bahwa target yang ditetapkan selalu terlampaui. Pada akhir April, target penerima manfaat adalah 3 juta orang, namun realisasinya mencapai 3,3 juta. Sementara itu, target Mei sebesar 4 juta penerima manfaat terlampaui dengan capaian 4,24 juta.
Program MBG juga menyasar para santri di pondok pesantren. Dadan menjelaskan bahwa santri merupakan salah satu kelompok penerima manfaat yang paling cepat dilayani. Saat ini, terdapat 1.142 SPPG yang beroperasi, termasuk 142 pesantren yang telah melaksanakan program MBG di berbagai provinsi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, menjangkau lebih dari 500.000 santri.
"Dari total 82,9 juta penerima manfaat program MBG tahun ini, 5 juta di antaranya adalah santri dan siswa sekolah keagamaan," jelasnya.
Pemerintah berupaya mempercepat penyaluran MBG dengan menggandeng berbagai pihak, termasuk BMT Koperasi Jawa Timur dan Pusat Investasi Pemerintah (PIP). PIP akan membangun 1.000 SPPG yang dikhususkan untuk melayani kebutuhan gizi santri.
Diharapkan, pembangunan 1.000 SPPG khusus untuk pesantren dapat mendukung pemenuhan gizi bagi 5 juta santri di seluruh Indonesia.
"Dengan dibangunnya 1.000 SPPG ini, minimal 3 juta santri atau sekitar 60 persen dari total santri di Indonesia akan terpenuhi kebutuhan gizinya," ungkap Dadan.
Antusiasme untuk membangun SPPG sangat tinggi, terbukti dengan adanya 14.000 calon mitra yang telah mendaftar dan saat ini sedang dalam proses verifikasi, termasuk 1.000 SPPG dari BMT Koperasi.
"Saat ini, kami memiliki antrean 14.000 calon mitra yang sedang kami verifikasi untuk pembangunan SPPG," pungkas Dadan.