Peternak Karanganyar Ukir Prestasi: Sapi Limosinnya Dipilih Jadi Hewan Kurban Presiden Prabowo
Samijo, seorang peternak sapi asal Desa Beruk Wetan, Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, kini tengah berbahagia. Impiannya untuk menyediakan hewan kurban bagi seorang presiden akhirnya terwujud. Setelah sempat mengalami kegagalan pada tahun 2022 lalu, dimana sapi yang ia ajukan tidak lolos seleksi laboratorium untuk kurban Presiden Joko Widodo, kini sapi miliknya justru terpilih untuk menjadi hewan kurban Presiden terpilih Prabowo Subianto pada Hari Raya Idul Adha tahun ini.
"Tentu saja saya merasa gembira dan bangga, karena sapi saya dibeli oleh Bapak Presiden," ungkap Samijo dengan wajah sumringah saat ditemui di kediamannya. Sapi Limosin milik Samijo, yang diberi nama Petruk, memiliki bobot yang fantastis, mencapai 1,15 ton. Hewan ternak berbobot super itu dibeli dengan harga Rp 100 juta setelah melalui serangkaian proses seleksi ketat yang dilakukan oleh tim dari Dinas Pertanian setempat. Saat ini, Petruk sedang menjalani masa karantina di bawah pengawasan intensif dari dokter hewan untuk memastikan kesehatannya sebelum hari penyembelihan tiba.
Samijo menceritakan pengalamannya dalam mengikuti mekanisme yang ketat untuk menyediakan sapi bagi orang nomor satu di Indonesia. Menurutnya, tidaklah mudah untuk memenuhi standar tinggi yang ditetapkan oleh tim seleksi hewan kurban presiden. Sapi-sapi yang diajukan tidak hanya harus terlihat sehat secara fisik, tetapi juga harus lulus uji laboratorium yang komprehensif. "Jika tidak sehat, tentu akan menjadi masalah besar, karena ini untuk presiden, jadi tidak boleh main-main," tegas pemilik Peternakan Sapi Sumber Alam itu.
Proses seleksi sapi kurban ini telah berlangsung sejak sekitar 20 hari yang lalu. Tim seleksi yang berada di bawah pengawasan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (Dispertan PP) Kabupaten Karanganyar akhirnya memutuskan untuk membeli sapi milik Samijo. Harga sapi Limosin seberat 1,15 ton itu disepakati sebesar Rp 100 juta, dengan catatan dipotong pajak sekitar 15 persen. Selama masa karantina, Petruk tidak boleh dikunjungi atau dilihat oleh sembarang orang, kecuali oleh anak buah kandang (ABK) yang bertugas merawatnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatannya dan mencegah penularan penyakit.
"Kandang tidak boleh dimasuki oleh orang lain, harus khusus. Hanya ABK yang boleh masuk agar sapi tetap sehat. Kesehatan sapi juga terus dipantau oleh dokter hewan setiap minggunya. Jika terkena penyakit, tentu akan merepotkan dan sulit mencari penggantinya," jelas Samijo.
Samijo juga sempat dipanggil ke Semarang untuk menyerahkan berbagai berkas administrasi, termasuk nomor rekening, izin usaha, KTP, dan dokumen-dokumen pendukung lainnya. "Kesepakatan harga Rp 100 juta itu terjadi sekitar 20 hari yang lalu. Setelah itu, saya dipanggil ke Semarang untuk menyerahkan kelengkapan administrasi," tambahnya.
Selain Presiden Prabowo, tokoh agama Miftah Maulana Habiburrohman atau yang lebih dikenal dengan Gus Miftah, juga memesan sapi dari peternakan Samijo. Gus Miftah memesan lima ekor sapi dari jenis Marlboro, Simental, dan Limosin. Kelima sapi tersebut memiliki bobot minimal satu ton dan dibanderol dengan harga total Rp 350 juta. "Bobot sapi rata-rata satu ton, dan rencananya akan disembelih di pondok pesantren milik Gus Miftah," kata Samijo.
Sebelum keberhasilan ini, Samijo pernah mencoba mengikuti seleksi penyediaan sapi kurban pada era Presiden Joko Widodo, tepatnya pada tahun 2022. Namun, saat itu ia gagal karena hasil laboratorium dari sapi Limosin yang ia ajukan bermasalah. "Dulu pernah dicek ke sini, sekitar tiga tahun lalu. Saat itu, sapi saya kurang sehat. Jenisnya Limosin dengan bobot sekitar satu ton dan dihargai sekitar Rp 100 juta," ungkapnya.
"Kendala saat itu adalah kesehatan sapi yang kurang optimal. Kadang-kadang terlihat sehat, tetapi setelah diuji laboratorium, ternyata ada cacing atau masalah lainnya di dalam tubuh sapi, sehingga tidak memenuhi syarat untuk hewan kurban pejabat," pungkas Samijo.