Waketum PPP Geram, Rommy Dianggap 'Jual' Partai ke Tokoh Eksternal
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kembali diwarnai dinamika internal yang cukup panas. Wakil Ketua Umum PPP, Rusli Effendi, melayangkan kritik keras terhadap Ketua Majelis Pertimbangan PPP, M. Romahurmuziy (Rommy), terkait usulan sejumlah nama tokoh eksternal untuk memimpin partai. Rusli menilai tindakan Rommy tersebut tidak etis dan merendahkan marwah partai.
"Sangat tidak etis, seperti mengeksploitasi partai dan seolah-olah ini merupakan barang dagangan," ujar Rusli dengan nada kecewa. Ia menegaskan bahwa PPP bukanlah komoditas yang bisa diperjualbelikan atau diobral kepada pihak-pihak di luar kader. Pernyataan ini mencerminkan kekhawatiran sebagian kader PPP terhadap potensi hilangnya identitas dan arah perjuangan partai jika terlalu bergantung pada figur eksternal.
Rusli menekankan bahwa PPP terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung dan berkontribusi, namun prosesnya harus tetap mengikuti mekanisme yang berlaku. Ia mengingatkan bahwa PPP memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang mengatur segala aspek organisasi, termasuk pemilihan pemimpin. Prosedur ini, menurutnya, harus dihormati dan dijalankan secara transparan dan demokratis.
"Kami menyambut baik kalau memang ada tokoh yang mau bergabung bersama dan berjuang untuk membangun bangsa, ahlan wa sahlan. Tapi tentu semua ada mekanismenya, kalau di PPP ada AD/ART. Saya rasa tidak hanya PPP yang memiliki mekanisme, namun partai lain atau di setiap organisasi manapun juga punya," imbuhnya.
Lebih lanjut, Rusli mengungkapkan keyakinannya bahwa kader internal PPP masih memiliki kapasitas dan kualitas yang memadai untuk memimpin partai. Ia berharap agar para kader tetap solid dan menjaga marwah PPP dari kepentingan-kepentingan yang dapat merugikan partai.
"Saya pastikan sebagai kader yang bergerak dari bawah, bahwa calon dari internal PPP masih mumpuni dan pantas tentunya tidak kalah dengan tokoh-tokoh eksternal," tegasnya.
Kritik ini muncul setelah Rommy secara terbuka menyebut beberapa nama tokoh eksternal yang dinilai potensial untuk memimpin PPP, di antaranya Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Selain Amran, nama-nama seperti Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno juga sempat mencuat. Bahkan, pada Desember tahun lalu, Rommy sempat mengajak mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk bergabung dengan PPP.
Rommy sendiri berdalih bahwa usulan nama-nama tersebut merupakan pandangan pribadinya. Ia bahkan mengklaim bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengetahui kualitas Andi Amran Sulaiman.
"Beberapa kali diskusi saya dengan Pak Jokowi, termasuk yang di Solo, memang salah satu sebab mengapa kemudian semakin fokus nama Pak Amran. Karena Pak Jokowi tahu persis kualitas dan totalitas Pak Amran jika diberikan sebuah amanah," ungkap Rommy.
Namun, pernyataan Rommy ini justru semakin memicu kontroversi di internal PPP. Banyak kader yang merasa tidak dilibatkan dalam proses penjajakan calon pemimpin partai dan khawatir bahwa PPP akan kehilangan jati dirinya jika dipimpin oleh tokoh yang tidak memiliki akar yang kuat di dalam partai. Kontroversi ini menjadi ujian berat bagi soliditas PPP menjelang Pemilu mendatang.
Berikut adalah nama-nama yang diusulkan oleh Rommy:
- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman
- Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul)
- Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno
- Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
- Agus Suparmanto (didukung oleh Wagub Jateng Gus Yasin)