Berlin Tegaskan Komitmen Pasokan Senjata ke Israel di Tengah Tekanan Internasional
Di tengah meningkatnya tekanan internasional terkait operasi militer Israel di Gaza, Pemerintah Jerman kembali menegaskan komitmennya untuk terus memasok senjata ke negara tersebut. Penegasan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Jerman, Johann Wadephul, dalam sebuah konferensi pers di Madrid, Spanyol, pada Senin (26/5). Pernyataan ini muncul sebagai respons terhadap seruan dari Spanyol dan beberapa negara lain yang mendesak embargo senjata terhadap Israel.
Dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Albares, Wadephul menekankan bahwa keamanan dan eksistensi Israel merupakan prinsip inti bagi Jerman. Oleh karena itu, Jerman merasa berkewajiban untuk membantu Israel dalam menjamin keamanannya, termasuk melalui penyediaan senjata. Wadephul juga menyinggung tanggung jawab historis Jerman terhadap Israel pasca-Holocaust sebagai dasar dari komitmen tersebut.
Spanyol, yang dikenal sebagai salah satu negara yang vokal mengkritik operasi militer Israel di Gaza, secara aktif mendorong negara-negara anggota Uni Eropa lainnya untuk menghentikan penjualan senjata ke Israel. Albares bahkan menyerukan penangguhan kesepakatan kerja sama antara Uni Eropa dan Israel pada hari Minggu lalu, saat Spanyol menjadi tuan rumah pertemuan yang melibatkan 20 negara Eropa dan Arab untuk mencari solusi mengakhiri konflik di Gaza.
Wadephul, dalam kesempatan yang sama, juga menyampaikan keprihatinannya terhadap situasi kemanusiaan di Gaza. Ia menekankan pentingnya memastikan pasokan bantuan kemanusiaan dapat mencapai warga sipil yang terdampak konflik. Meskipun demikian, ia tidak mengindikasikan adanya perubahan dalam kebijakan Jerman terkait ekspor senjata ke Israel.
Albares, menanggapi pernyataan Wadephul, menyatakan bahwa serangan Israel di Gaza tidak memiliki tujuan militer yang jelas selain mengubah wilayah tersebut menjadi "kuburan massal". Ia juga mendesak agar bantuan kemanusiaan segera diberikan tanpa hambatan, mengingat blokade yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.
Konflik Israel-Palestina kembali memanas setelah serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, yang menyebabkan lebih dari seribu korban jiwa, sebagian besar warga sipil. Selain itu, ratusan orang disandera, dan sebagian masih berada di Gaza hingga saat ini. Serangan balasan Israel di Gaza telah menyebabkan puluhan ribu korban jiwa, mayoritas warga sipil, menurut data dari Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai oleh Hamas.
Berikut beberapa poin penting yang perlu dicatat:
- Jerman menegaskan komitmen untuk memasok senjata ke Israel.
- Penegasan ini muncul di tengah tekanan internasional terkait operasi militer Israel di Gaza.
- Spanyol menyerukan embargo senjata terhadap Israel dan penangguhan kesepakatan kerja sama Uni Eropa-Israel.
- Meskipun prihatin dengan situasi kemanusiaan di Gaza, Jerman tidak mengubah kebijakan ekspor senjatanya.
- Konflik Israel-Palestina terus berlanjut dengan korban jiwa yang terus bertambah di kedua belah pihak.