Menag Optimistis Idul Adha 2025 Dirayakan Serentak
Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, menyampaikan harapan agar perayaan Hari Raya Idul Adha tahun 2025 dapat dilaksanakan secara serentak oleh seluruh umat Muslim di Indonesia, termasuk dengan mengikuti ketetapan yang mungkin dikeluarkan oleh Muhammadiyah. Pernyataan ini disampaikan di sela-sela kegiatan di kawasan Cakung, Jakarta Timur, pada Selasa (27/5/2025).
"Kami sangat berharap, seperti halnya pada momentum Ramadhan lalu, di mana awalnya ada perbedaan namun akhirnya kita bisa merayakan bersama-sama, hal serupa juga terjadi pada Idul Adha mendatang," ungkap Nasaruddin.
Kementerian Agama Republik Indonesia sendiri akan menggelar sidang isbat untuk menentukan secara resmi kapan Hari Raya Idul Adha akan jatuh pada tahun 2025. Sidang penting ini dijadwalkan berlangsung pada Selasa sore.
Menjelang sidang isbat, Nasaruddin menjelaskan bahwa berdasarkan perhitungan astronomi, posisi hilal, atau bulan sabit muda, pada saat matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia telah berada di atas ufuk. Hal ini menjadi pertimbangan penting dalam menentukan awal bulan Zulhijah, bulan di mana umat Muslim melaksanakan ibadah haji dan merayakan Idul Adha.
"Kami memohon kepada Allah SWT, karena posisi hilal sudah berada di atas 3 derajat, maka tinggal menanti penampakan bulannya, terutama di wilayah Sumatera bagian ujung, seperti Aceh," imbuhnya.
Dalam proses sidang isbat, Menteri Agama akan mendengarkan secara seksama pandangan dan masukan dari berbagai pihak, termasuk Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan para peserta sidang lainnya. Masukan-masukan ini akan menjadi bahan pertimbangan sebelum diambilnya keputusan resmi mengenai awal Zulhijah 1446 Hijriah.
Selain itu, hasil pengamatan atau rukyatul hilal yang dilakukan di berbagai daerah di seluruh Indonesia, beserta data hisab atau perhitungan astronomi mengenai posisi hilal, juga akan turut dibahas secara mendalam dalam sidang isbat.
Sidang isbat ini akan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari duta besar negara-negara sahabat, Ketua Komisi VIII DPR RI yang membidangi urusan agama, perwakilan dari Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta Badan Informasi Geospasial (BIG).
Selain itu, hadir pula perwakilan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Observatorium Bosscha ITB, Planetarium Jakarta, serta para ahli ilmu falak atau astronomi Islam dari berbagai organisasi keagamaan Islam, anggota Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama, pimpinan organisasi masyarakat (ormas) Islam, dan perwakilan pondok pesantren.
Sebagai persiapan menjelang sidang isbat, Kementerian Agama telah melakukan pemantauan hilal di 114 titik lokasi pemantauan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan oleh Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama, posisi hilal pada saat matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia telah berada di atas ufuk. Artinya, posisi hilal berada di antara 0° 44,15’ (nol derajat empat puluh empat koma lima belas menit) hingga 3° 12,29’ (tiga derajat dua belas koma dua puluh sembilan menit). Sementara itu, sudut elongasi, atau jarak sudut antara Matahari dan Bulan, berkisar antara 5° 50,64’ (lima derajat lima puluh koma enam puluh empat menit) hingga 7° 6,27’ (tujuh derajat enam koma dua puluh tujuh menit).
Dengan data dan informasi yang komprehensif ini, diharapkan sidang isbat dapat menghasilkan keputusan yang akurat dan dapat diterima oleh seluruh umat Muslim di Indonesia, sehingga perayaan Idul Adha 2025 dapat dilaksanakan secara serentak dan khidmat.