Diduga Keracunan Bubur Ayam, Puluhan Balita dan Ibu Hamil di Buton Dilarikan ke Rumah Sakit
Puluhan balita dan ibu hamil di Kecamatan Wolowa, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, dilaporkan mengalami gejala keracunan makanan setelah mengonsumsi bubur ayam. Kejadian ini mencuat pada Senin (26/5/2025) malam, memaksa mereka dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat akibat mengalami mual dan muntah.
Menurut keterangan salah satu orang tua korban, Nurdin, bubur ayam tersebut merupakan bagian dari program makanan tambahan yang disediakan oleh posyandu setempat, yang diperuntukkan bagi anak-anak yang terindikasi mengalami stunting. Ironisnya, anak Nurdin sendiri tidak termasuk dalam kategori stunting, namun turut mengonsumsi bubur ayam tersebut karena diberikan oleh bibinya.
“Anakku tidak menderita stunting, hanya sepupunya yang stunting. Jadi setelah dia makan, bibinya kasih makan saya punya anak,” kata Nurdin.
Setelah mengonsumsi makanan tersebut, anak Nurdin yang masih berusia satu tahun mulai menunjukkan gejala mual dan muntah. Kondisi serupa juga dialami oleh puluhan balita dan dua ibu hamil lainnya.
Dari total 46 anak yang mendapatkan perawatan di Puskesmas Wolowa, sembilan di antaranya dirujuk ke RSUD Buton untuk penanganan lebih lanjut. Sementara itu, 37 anak lainnya telah diperbolehkan pulang setelah kondisinya membaik. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buton, Syafaruddin, menjelaskan bahwa para korban mengonsumsi bubur ayam yang merupakan makanan tambahan bagi balita dengan gizi kurang dan ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis.
"Tadi malam sampai pukul 02.00 dini hari, semua anak alhamdulillah sudah pulang. Dua orang anak yang dirawat di Puskesmas Siotapina juga sudah diperbolehkan pulang, hanya sembilan anak yang masih dirawat di RSUD," ujar Syafaruddin.
Syafaruddin menambahkan bahwa program pemberian makanan tambahan ini merupakan inisiatif nasional yang bekerja sama dengan pihak katering. Makanan tersebut didistribusikan ke tujuh desa di wilayah kerja Puskesmas Wolowa. Insiden keracunan ini terjadi pada hari kesembilan program tersebut berjalan.
Saat ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Buton tengah berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan pihak kepolisian untuk melakukan investigasi mendalam. Sampel makanan telah diambil untuk diuji laboratorium, guna mengidentifikasi penyebab pasti dari keracunan massal ini.
Beberapa poin penting yang sedang diselidiki antara lain:
- Sumber Bubur Ayam: Penyelidikan difokuskan untuk menelusuri asal-usul bubur ayam, termasuk proses pembuatan dan bahan-bahan yang digunakan.
- Prosedur Penanganan Makanan: Pemeriksaan dilakukan terhadap prosedur penanganan dan penyimpanan makanan oleh pihak katering dan posyandu, untuk memastikan standar kebersihan dan keamanan pangan telah dipenuhi.
- Dampak Program: Investigasi juga bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanan program makanan tambahan secara keseluruhan, serta mengidentifikasi potensi risiko dan kelemahan yang perlu diperbaiki.
Insiden ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah dan pihak terkait. Diharapkan, hasil investigasi dapat segera mengungkap penyebab keracunan dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.