Pendekatan Personal dalam Tatalaksana Asma pada Anak: Rekomendasi IDAI
Asma pada anak memerlukan penanganan yang cermat dan terpersonalisasi, mempertimbangkan tingkat keparahan gejala dan usia pasien. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menekankan pentingnya pendekatan individual dalam pengobatan asma, guna mencapai hasil yang optimal.
Ragam Pilihan Terapi: Pereda dan Pengendali
Dalam webinar yang diselenggarakan IDAI, Dr. Wahyuni Indawati, Sp.A, Subsp.Respi(K), Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi IDAI, menjelaskan bahwa terdapat dua jenis utama obat yang digunakan dalam penanganan asma pada anak, yaitu obat pereda (reliever) dan obat pengendali (controller). Obat pereda berfungsi meredakan gejala asma yang muncul secara tiba-tiba, seperti sesak napas atau batuk. Obat ini bekerja cepat dengan merelaksasi otot-otot saluran pernapasan, sehingga mempermudah anak bernapas. Sementara itu, obat pengendali ditujukan untuk penggunaan jangka panjang pada anak dengan asma persisten. Obat ini bekerja mencegah timbulnya gejala dan menjaga saluran napas tetap terbuka, sehingga mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan serangan asma.
Keunggulan Terapi Inhalasi
IDAI merekomendasikan pemberian obat asma melalui inhalasi. Metode ini memungkinkan obat untuk langsung mencapai saluran pernapasan, sehingga memberikan efek yang lebih cepat dan efektif dibandingkan dengan obat minum. Selain itu, dosis obat yang dibutuhkan dalam terapi inhalasi cenderung lebih rendah, sehingga meminimalkan risiko efek samping. Beberapa jenis alat inhalasi yang umum digunakan antara lain nebulizer, metered-dose inhaler (MDI), dan dry powder inhaler. Penggunaan MDI pada anak-anak, terutama usia balita, sebaiknya dilengkapi dengan spacer, yaitu alat bantu yang membantu mengoptimalkan penghirupan obat dan memastikan obat mencapai saluran pernapasan yang dituju.
Mengenali Gejala Asma Sejak Dini
Gejala asma pada anak seringkali muncul secara berulang, terutama setelah beraktivitas fisik atau pada malam hari. Gejala-gejala tersebut meliputi:
- Batuk yang terus-menerus
- Napas berbunyi (mengi)
- Sesak napas
- Rasa berat di dada
Gejala-gejala ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari anak dan kualitas tidurnya. Orang tua disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter anak jika anak menunjukkan gejala-gejala asma secara berulang. Diagnosis dini dan penanganan yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi jangka panjang dan menjaga kualitas hidup anak tetap optimal. Dengan penanganan yang sesuai dan rutin, asma pada anak dapat dikendalikan dengan baik, memungkinkan anak untuk menjalani hidup yang aktif dan sehat.