SPBU Pucangsawit Solo Kembali Normal Pasca Insiden Pertamax Tercampur Air

SPBU Pucangsawit Solo Kembali Normal Pasca Insiden Pertamax Tercampur Air

Aktivitas di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pucangsawit, Jalan Juanda, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Solo, telah kembali normal setelah sempat menjadi sorotan publik beberapa hari lalu. Insiden yang viral di media sosial terkait dugaan pencampuran air dalam bahan bakar Pertamax telah diselesaikan secara damai antara pihak SPBU dan konsumen yang terdampak. Pantauan di lokasi pada Senin, 10 Maret 2025, menunjukkan antrean kendaraan untuk mengisi bahan bakar, baik Pertalite maupun Pertamax, berjalan seperti biasa. Meskipun cuaca hujan, antusiasme masyarakat untuk mengisi bahan bakar tetap tinggi.

Salah satu pengendara, Ronald (34), warga Kecamatan Jebres, menyatakan bahwa ia tetap mengisi bahan bakar di SPBU tersebut karena minimnya alternatif lain. Ia juga mengaku selama bertahun-tahun menjadi pelanggan SPBU tersebut dan baru kali ini mengalami kejadian serupa. Sentimen serupa diungkapkan oleh pengendara lain yang juga memastikan bahwa tidak ada masalah dan berharap kejadian tersebut tidak terulang kembali. Kepercayaan masyarakat terhadap SPBU Pertamina di lokasi tersebut nampaknya tetap terjaga meskipun insiden tersebut sempat menimbulkan kekhawatiran.

Kronologi insiden bermula dari laporan Eka Kartika (36) yang disampaikan melalui unggahan di grup Facebook Info Cegatan Solo (ICS) pada Jumat, 7 Maret 2025. Istri dari pengunggah video tersebut menjelaskan bahwa kendaraannya mengalami masalah akibat diduga terisi bahan bakar Pertamax yang tercampur air. Pihak SPBU merespon cepat dengan mengirimkan petugas keamanan ke bengkel Honda Solo Baru tempat kendaraan Eka diperbaiki. Tangki bahan bakar kendaraan tersebut kemudian dikuras seluruhnya. Sebagai bentuk tanggung jawab, pihak SPBU menanggung seluruh biaya perbaikan kendaraan yang mencapai Rp 723.000, dan juga memberikan ganti rugi pembelian bensin sebesar Rp 300.000.

Meskipun masalah telah diselesaikan secara tuntas dengan kompensasi yang diberikan, Eka tetap mengungkapkan kekhawatirannya akan potensi kerusakan jangka panjang pada kendaraannya akibat insiden tersebut. Ia mengaku belum mengetahui dampak yang mungkin terjadi di kemudian hari. Peristiwa ini menyoroti pentingnya pengawasan kualitas bahan bakar di SPBU dan perlunya respon cepat serta solusi yang tepat dari pihak pengelola SPBU ketika terjadi insiden yang merugikan konsumen. Kecepatan tanggap dan penyelesaian masalah oleh pihak SPBU Pucangsawit dalam hal ini patut diapresiasi sebagai bentuk tanggung jawab dan upaya untuk menjaga kepercayaan pelanggan.

Meskipun demikian, kejadian ini juga menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan konsumen dalam memastikan kualitas bahan bakar yang dibeli dan memperhatikan tanda-tanda kerusakan pada kendaraan setelah mengisi bahan bakar. Dengan telah terselesaikannya masalah ini, SPBU Pucangsawit diharapkan dapat kembali beroperasi secara normal dan meningkatkan pengawasan kualitas bahan bakarnya untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Kejadian ini juga menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak terkait.