Optimisme Ma'ruf Amin: Keuangan Syariah Indonesia Siap Lampaui Malaysia
markdown Optimisme terhadap prospek cerah keuangan syariah Indonesia terus digaungkan. Ma'ruf Amin, tokoh yang dikenal luas dalam pengembangan ekonomi syariah, meyakini bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk melampaui Malaysia dalam sektor ini. Keyakinan ini didasarkan pada beberapa faktor kunci, termasuk populasi muslim yang besar di Indonesia dan potensi pertumbuhan yang belum sepenuhnya tereksplorasi.
Ma'ruf Amin menyampaikan pandangannya dalam sebuah acara di Jakarta, menyoroti bahwa meskipun Malaysia telah lebih dulu mengembangkan keuangan syariah, namun potensi pertumbuhannya diyakini sudah mencapai titik jenuh. Sebaliknya, Indonesia masih memiliki ruang yang luas untuk berkembang, terutama dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan produk dan layanan keuangan syariah.
"Indonesia seperti macan tidur," ujarnya, mengibaratkan potensi besar yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Ia menjelaskan bahwa selama ini, fokus utama lebih banyak tertuju pada sertifikasi halal produk, sementara potensi bisnis dari industri halal secara keseluruhan belum digarap secara optimal. Namun, sejak tahun 2020, pemerintah telah memberikan perhatian lebih besar pada pengembangan keuangan syariah dan industri halal, dengan target menjadi negara terbesar dalam sektor ini.
Fauzi Arfan, Presiden Direktur Manulife Syariah Indonesia, mengakui bahwa industri asuransi jiwa syariah di Indonesia masih menghadapi tantangan struktural, terutama rendahnya tingkat inklusi keuangan syariah. Data menunjukkan bahwa literasi keuangan syariah masyarakat Indonesia baru mencapai 43,42%, sementara inklusi keuangan syariah baru mencapai 13,41%. Hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan industri asuransi syariah Indonesia masih tertinggal dari Malaysia.
Berikut adalah beberapa tantangan dan peluang yang dihadapi industri keuangan syariah di Indonesia:
- Tantangan:
- Tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah yang masih rendah.
- Kurangnya inovasi produk dan layanan keuangan syariah.
- Persaingan dengan produk dan layanan keuangan konvensional.
- Peluang:
- Populasi muslim yang besar dengan potensi pasar yang sangat besar.
- Dukungan pemerintah yang kuat terhadap pengembangan keuangan syariah.
- Kesadaran masyarakat yang semakin meningkat akan produk dan layanan keuangan syariah.
Meski demikian, Fauzi Arfan tetap optimis dengan potensi pertumbuhan industri asuransi jiwa syariah di Indonesia. Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan tren pertumbuhan positif, dengan aset industri asuransi jiwa syariah mencapai Rp 33,99 triliun pada Januari 2025, meningkat dari Rp 32,79 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Guna mengoptimalkan potensi yang ada, berbagai pihak, termasuk pelaku industri, pemerintah, dan regulator, perlu bekerja sama untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah, mendorong inovasi produk dan layanan, serta menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan keuangan syariah secara berkelanjutan. Dengan langkah-langkah tersebut, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama dalam industri keuangan syariah global.
Inovasi menjadi kunci utama dalam mengembangkan industri asuransi syariah di Indonesia. Perusahaan asuransi syariah perlu berinovasi dalam produk dan layanan mereka agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin beragam. Selain itu, perusahaan asuransi syariah juga perlu berinvestasi dalam teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan memberikan pengalaman yang lebih baik kepada pelanggan. Dengan inovasi yang berkelanjutan, industri asuransi syariah di Indonesia dapat terus tumbuh dan berkembang.