Indonesia dan Swedia Jalin Kemitraan Strategis di Sektor Kesehatan, Fokus pada Teknologi dan Pengembangan Layanan
Indonesia dan Swedia telah meresmikan babak baru dalam kerja sama bilateral dengan penandatanganan serangkaian nota kesepahaman (MoU) yang berfokus pada penguatan sektor kesehatan. Kesepakatan ini menjadi landasan bagi kolaborasi yang lebih erat dalam pengembangan layanan kesehatan masyarakat, penerapan teknologi digital, pembangunan sistem kesehatan berkelanjutan, dan perumusan kebijakan kesehatan yang komprehensif.
Penandatanganan MoU ini berlangsung dalam acara Sweden-Indonesia Sustainability Partnership (SISP) Healthcare Conference 2025 di Jakarta Pusat, yang dihadiri oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, dan Menteri Kesehatan Swedia, Acko Ankarberg Johansson. Kemitraan ini menandai komitmen kedua negara untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas layanan kesehatan bagi masyarakat.
Fokus utama dari kerja sama ini meliputi beberapa area krusial, seperti:
- Onkologi: Upaya bersama untuk meningkatkan diagnosis, pengobatan, dan perawatan kanker.
- Resistensi Antimikroba (AMR): Kolaborasi untuk mengatasi ancaman resistensi antibiotik yang semakin meningkat.
- Pengobatan Presisi: Pengembangan pendekatan pengobatan yang disesuaikan dengan karakteristik individu pasien.
- Kesiapsiagaan Darurat: Peningkatan kapasitas untuk merespons dan mengelola krisis kesehatan.
- Pengembangan Tenaga Kesehatan: Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan melalui pelatihan dan pendidikan.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa Indonesia berharap dapat mengambil pelajaran dari pengalaman dan kepemimpinan Swedia dalam mengembangkan sistem kesehatan berkelanjutan. Kolaborasi ini akan diwujudkan melalui tiga pilar utama:
- Investasi dalam Layanan Kesehatan: Peningkatan investasi untuk meningkatkan hasil kesehatan melalui kemitraan yang strategis.
- Perluasan Peluang Belajar: Kerjasama dengan Karolinska Institutet untuk memperkuat keterampilan tenaga kesehatan, termasuk perawat dan bidan.
- Transfer Teknologi dan Berbagi Pengetahuan: Pertukaran keahlian dan teknologi, termasuk pengalaman Indonesia dalam menangani penyakit tropis.
Menteri Kesehatan Swedia, Acko Ankarberg Johansson, menekankan bahwa kolaborasi ini didasarkan pada keyakinan bersama akan pentingnya sistem kesehatan yang adil, berbasis data, dan berpusat pada pasien. Melalui MoU ini, kedua negara berupaya untuk menciptakan model kesehatan yang dapat diukur, tangguh, dan adaptif terhadap tantangan kesehatan di masa depan, serta mengintegrasikan inovasi digital dan teknologi medis.
Salah satu poin penting dalam MoU ini adalah hibah studi kelayakan dari Swedfund untuk pengembangan pusat radioterapi di RS Kanker Dharmais. Dengan hibah sebesar 9 juta Krona Swedia (sekitar Rp 15,3 miliar), diharapkan antrean pasien untuk layanan radioterapi dapat dipersingkat secara signifikan.
Selain itu, terdapat kemitraan antara Kementerian Kesehatan RI dan AstraZeneca untuk memperkuat upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular (PTM). Kolaborasi dengan Essity juga akan fokus pada peningkatan kapasitas dan pertukaran keahlian dalam pengendalian resistensi antimikroba (AMR). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga menjalin kerjasama dengan HemoCue untuk mengimplementasikan program skrining anemia di tingkat komunitas, dengan fokus pada deteksi dini dan intervensi yang tepat.