Tempe: Potensi Tersembunyi Si 'Superfood' Lokal dalam Menangkal Hipertensi
Peringatan Hari Hipertensi Sedunia setiap tanggal 17 Mei menjadi momentum global untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan dan pengendalian tekanan darah tinggi. Tahun ini, kampanye global yang diinisiasi oleh World Hypertension League (WHL) mengusung tema "Ukur Tekanan Darahmu dengan Akurat, Kendalikan, dan Hidup Lebih Lama!". Tema ini menggarisbawahi betapa krusialnya pengukuran tekanan darah yang tepat sebagai langkah awal dalam mengendalikan hipertensi dan menjaga kualitas hidup dalam jangka panjang.
Selain pemantauan rutin, perubahan gaya hidup, terutama pola makan, memegang peranan vital dalam mencegah penyakit ini. Oleh karena itu, Hari Hipertensi Sedunia bertujuan untuk mendorong kesadaran global akan pentingnya pengendalian hipertensi demi mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Hipertensi seringkali disebut sebagai "silent killer" karena dapat menyerang jutaan orang setiap tahunnya tanpa menunjukkan gejala yang jelas. Namun, tahukah Anda bahwa solusi pencegahan hipertensi bisa jadi ada di dapur Anda sendiri?
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi hipertensi pada penduduk usia di atas 18 tahun mencapai 30,8 persen. Angka ini menunjukkan sedikit penurunan dibandingkan dengan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 yang mencapai 34,1 persen, namun tetap menjadi perhatian serius. Hipertensi juga dapat berkontribusi pada disabilitas. Data SKI menunjukkan bahwa 22,2 persen penyebab disabilitas (termasuk gangguan penglihatan, pendengaran, dan mobilitas) pada penduduk berusia 15 tahun ke atas disebabkan oleh hipertensi. Faktor-faktor seperti gaya hidup tidak sehat dan pola makan yang tidak seimbang menjadi pemicu tingginya angka ini.
Makanan tinggi garam, lemak jenuh, dan makanan ultraproses menjadi kontributor utama dalam meningkatkan prevalensi hipertensi di Indonesia. Walaupun praktis dan menggugah selera, konsumsi berlebihan makanan jenis ini dapat berdampak buruk dalam jangka panjang. Kesadaran akan pentingnya konsumsi makanan sehat dan beragam perlu ditingkatkan secara terus-menerus guna menurunkan risiko hipertensi.
Tempe: Lebih dari Sekadar Lauk Sederhana
Seringkali kita melupakan bahwa solusi kesehatan dapat ditemukan dalam makanan tradisional Indonesia. Salah satu contohnya adalah tempe, makanan fermentasi berbahan dasar kedelai. Tempe bukan hanya sekadar lauk murah meriah, tetapi juga memiliki potensi besar sebagai pangan fungsional yang dapat membantu menurunkan risiko hipertensi.
Proses fermentasi yang dilakukan oleh mikroorganisme pada tempe menghasilkan senyawa bioaktif yang tidak ditemukan pada kedelai mentah. Salah satunya adalah peptida, yang dihasilkan dari pemecahan protein kedelai. Penelitian menunjukkan bahwa peptida ini memiliki kemampuan menghambat enzim penyebab penyempitan pembuluh darah (angiotensin-converting enzyme atau ACE). Selain itu, fermentasi juga menghasilkan asam gamma-aminobutirat (GABA), neurotransmiter yang berperan dalam pengaturan tekanan darah.
Tempe juga kaya akan nutrisi penting seperti protein, serat, isoflavon, vitamin B12, dan zat besi. Kandungan gizi yang lengkap dan harganya yang terjangkau membuat tempe menjadi pilihan makanan yang ideal. Tak heran jika tempe sering dijuluki sebagai "superfood" lokal.
Mengoptimalkan Potensi Tempe
Sayangnya, potensi tempe sebagai pangan fungsional masih belum diapresiasi sepenuhnya. Tempe seharusnya tidak hanya dilihat sebagai lauk pelengkap nasi, tetapi juga dapat dikembangkan menjadi berbagai produk inovatif seperti sari tempe, kue kering tempe, mi tempe, hingga minuman fermentasi tempe yang ramah bagi penderita hipertensi.
Penelitian dan inovasi terkait tempe perlu terus dilakukan untuk mendorong pemanfaatan optimalnya sebagai makanan pencegah hipertensi yang dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Peringatan Hari Hipertensi Sedunia dapat menjadi momentum untuk merefleksikan pola makan kita dan kembali pada pangan lokal yang terbukti menyehatkan. Dengan harga terjangkau, ketersediaan yang luas, dan nilai gizi yang tinggi, tempe adalah pilihan cerdas dalam membangun gaya hidup sehat bagi masyarakat Indonesia. Tempe bukan hanya warisan budaya, tetapi juga "superfood" lokal yang siap menjawab tantangan kesehatan masa kini.