Pelanggaran Protokol Halal, Sertifikasi Dua Hotel Mewah di Malaysia Dicabut
Otoritas keagamaan di Melaka, Malaysia, telah mencabut sertifikasi halal dari dua hotel bintang lima terkemuka. Keputusan ini diambil setelah adanya laporan mengenai penyelenggaraan pesta minuman beralkohol yang diduga melanggar standar halal yang telah ditetapkan.
Departemen Agama Islam Melaka (JAIM) melakukan investigasi menyusul aduan dari masyarakat terkait aktivitas di kedua hotel tersebut. Datuk Rahmad Mariman, Kepala Bagian Pendidikan, Pendidikan Tinggi, dan Urusan Agama, mengungkapkan bahwa timnya menemukan bukti penggunaan peralatan dapur bersertifikat halal untuk keperluan penyajian minuman beralkohol selama pesta berlangsung.
"Dalam pemeriksaan, ditemukan bahwa wadah minuman keras bercampur dengan peralatan dapur yang bersertifikat halal. Pihak hotel mengakui kesalahan tersebut, dan kami mengambil tindakan tegas untuk segera mencabut sertifikat halal yang telah dikeluarkan lima tahun lalu," ujar Datuk Rahmad Mariman seperti dikutip dari World of Buzz.
Sertifikasi halal merupakan jaminan bagi umat Muslim bahwa makanan dan minuman yang disajikan di sebuah restoran atau hotel memenuhi standar kehalalan sesuai syariat Islam. Pencabutan sertifikasi ini menjadi pukulan telak bagi kedua hotel tersebut, yang selama ini mengandalkan reputasi halal untuk menarik pelanggan Muslim.
Proses Pengajuan Kembali Sertifikasi
Kedua hotel diberi waktu tiga bulan untuk mengajukan kembali sertifikasi halal mereka. Selama periode ini, JAIM akan memantau secara ketat upaya perbaikan yang dilakukan oleh pihak hotel. Sertifikasi dapat dikembalikan jika JAIM merasa puas dengan langkah-langkah yang diambil untuk memastikan kepatuhan terhadap standar halal, serta jaminan bahwa pelanggaran serupa tidak akan terulang.
"Hingga hari ini, mereka belum mengajukan kembali (sertifikat halal) dan JAIM akan terus memantau untuk memastikan bahwa tidak ada pelanggaran serupa yang dilakukan oleh 30 hotel lain yang memiliki sertifikat halal," tegas Datuk Rahmad Mariman.
Pemerintah negara bagian juga mengambil sikap tegas dengan tidak akan menyelenggarakan program apapun di hotel-hotel yang tidak memiliki sertifikat halal, sampai mereka mendapatkannya kembali.
Kasus ini menjadi peringatan bagi industri perhotelan dan pariwisata di Malaysia untuk lebih serius dalam menjaga standar halal. Kehilangan sertifikasi halal tidak hanya berdampak pada reputasi, tetapi juga berpotensi mengurangi kepercayaan pelanggan Muslim yang merupakan pangsa pasar penting.