Bencana Banjir Landa Kecamatan Segah, Berau: Ribuan Warga Terdampak, Akses Terputus

Hujan deras yang mengguyur wilayah hulu Sungai Segah memicu banjir bandang dahsyat di Kecamatan Segah, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Bencana ini, yang terjadi sejak Selasa dini hari, telah menyebabkan kerusakan parah dan isolasi total di beberapa kampung, terutama Long La'ai dan Long Ayap.

Ketinggian air dilaporkan mencapai hingga lima meter, merendam rumah-rumah dan fasilitas publik. Dampak terburuk dirasakan oleh warga Kampung Long La'ai, di mana 640 jiwa (212 KK) terdampak langsung. Selain kehilangan tempat tinggal, warga juga harus menyaksikan fasilitas penting seperti masjid, gereja, puskesmas, sekolah dasar, kantor kampung, posyandu, PAUD, balai pertemuan umum (BPU), dan dermaga rusak parah atau bahkan hanyut terbawa arus. Bahkan, dua rumah dilaporkan terseret banjir dan menabrak bangunan lain di sekitarnya. Sementara itu, di Kampung Long Ayap, 237 jiwa (76 KK) juga mengalami dampak signifikan, dengan kerusakan pada rumah ibadah, kantor kampung lama, BPU adat, dan Polindes.

Kampung Long Ayan juga tidak luput dari terjangan banjir, dengan 260 jiwa terdampak dan puluhan rumah serta fasilitas umum terendam. Kondisi ini diperparah dengan terputusnya akses jalan dan sungai akibat tingginya air, arus deras, dan banyaknya batang kayu yang menghalangi.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau telah mengerahkan tiga tim tanggap darurat untuk melakukan asesmen, evakuasi, dan penyaluran bantuan. Tim pertama fokus pada evakuasi menggunakan mobil dan perahu ketinting warga. Tim kedua membawa armada roda empat, rubber boat, dan mesin tempel untuk evakuasi orang dan barang. Sementara tim ketiga direncanakan untuk mendistribusikan logistik pangan dan kebutuhan dasar lainnya. Namun, ketersediaan logistik pangan BPBD saat ini sangat terbatas, hanya 30 paket yang tersedia.

BPBD dan pemerintah kampung telah mengajukan permohonan bantuan mendesak kepada Bupati Berau, meminta dukungan berupa perahu karet, pangan, sandang, dan obat-obatan untuk mengatasi krisis ini. Prioritas utama saat ini adalah mengevakuasi warga yang terdampak, memastikan ketersediaan tempat penampungan sementara, dan menyediakan kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan pakaian. Upaya koordinasi terus dilakukan dengan berbagai pihak untuk mempercepat penanganan darurat dan meminimalkan dampak bencana bagi masyarakat yang terdampak.