Ma'ruf Amin Soroti Potensi Ekonomi Syariah Indonesia yang Belum Optimal

Ekonomi Syariah Indonesia: Antara Potensi Besar dan Realisasi yang Belum Maksimal

Potensi ekonomi syariah di Indonesia, dengan populasi muslim yang signifikan, menyimpan kekuatan besar. Namun, potensi ini dinilai belum termanfaatkan secara optimal. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Dewan Pengawas Syariah Manulife Syariah Indonesia, Ma'ruf Amin, dalam sebuah acara media briefing yang membahas peran Manulife Syariah Indonesia dalam ekosistem keuangan syariah.

Ma'ruf Amin menganalogikan ekonomi syariah Indonesia sebagai "macan tidur". Ungkapan ini menggambarkan potensi besar yang ada, namun belum sepenuhnya terbangun dan dimanfaatkan. Dahulu, fokus utama adalah pada sertifikasi produk halal. Walaupun Indonesia telah menjadi pusat sertifikasi halal yang diakui oleh banyak negara (sekitar 50 negara mencari pengakuan halal dari Indonesia), potensi bisnis dari industri halal secara keseluruhan baru disadari belakangan.

Oleh karena itu, Ma'ruf Amin menjelaskan bahwa Indonesia telah mendeklarasikan diri pada tahun 2020 sebagai negara dengan keuangan syariah terbesar dan produsen halal terkemuka di dunia. Deklarasi ini menjadi momentum untuk mendorong pertumbuhan dan pengembangan sektor ekonomi syariah secara lebih komprehensif.

Presiden Direktur Manulife Syariah Indonesia, Fauzi Arfan, menambahkan bahwa sektor keuangan syariah di Indonesia menunjukkan tren positif. Namun, ia mengakui bahwa negara tetangga seperti Malaysia, lebih dulu menyadari pentingnya spin off dan pengembangan perbankan syariah. Hal ini membuat industri keuangan syariah di Malaysia lebih maju.

Meski demikian, Fauzi Arfan tetap optimis bahwa ekonomi syariah Indonesia mampu melampaui Malaysia, mengingat besarnya populasi muslim di Indonesia. Kunci untuk mencapai hal ini adalah melalui:

  • Pembentukan badan usaha sendiri (spin off)
  • Inovasi produk yang fleksibel dan mudah diakses masyarakat.

Inovasi produk menjadi krusial agar industri ini semakin diterima dan dimanfaatkan oleh masyarakat luas. PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia mencatatkan kinerja positif dengan laba bersih Rp 1,5 triliun pada tahun 2024, meningkat 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan premi juga mengalami peningkatan sebesar 6 persen year-on-year (YoY), mencapai Rp 10,5 triliun.

Kinerja pendapatan premi Manulife Indonesia juga melampaui pertumbuhan industri secara keseluruhan, dengan pertumbuhan 4,3 persen YoY dan total pendapatan premi industri mencapai Rp 185,39 triliun. Selain itu, Manulife Indonesia mencatatkan pertumbuhan nilai premi bisnis baru yang disetahunkan atau Annualized Premium Equivalent (APE) sebesar Rp 2,5 triliun pada 2024, mencerminkan peningkatan sebesar 12 persen secara tahunan.