Industri Perhotelan Bali Bertahan di Tengah Penurunan Okupansi: PHK Dihindari

Bali, sebagai destinasi wisata utama Indonesia, menghadapi tantangan penurunan tingkat hunian hotel. Meskipun demikian, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali menegaskan bahwa kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan masih dapat dihindari oleh para pelaku industri perhotelan di Pulau Dewata.

Ketua PHRI Bali, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, yang akrab disapa Cok Ace, mengakui adanya penurunan okupansi hotel. Namun, ia menekankan bahwa para pemilik hotel di Bali berkomitmen untuk mempertahankan tenaga kerja mereka. "Meskipun beberapa hotel mengalami penurunan tingkat hunian, hingga saat ini belum ada laporan mengenai PHK," ujarnya.

Penurunan tingkat hunian hotel di Bali, menurut Cok Ace, dipengaruhi oleh beberapa faktor:

  • Bali sebagai Hub: Bali seringkali menjadi titik transit bagi wisatawan yang melanjutkan perjalanan ke destinasi lain seperti Gili Trawangan, Lombok, Labuan Bajo, dan wilayah lain di luar Bali.
  • Kedatangan Kapal Pesiar: Perbaikan Pelabuhan Benoa telah meningkatkan kunjungan kapal pesiar ke Bali. Wisatawan yang datang dengan kapal pesiar cenderung menghabiskan waktu di kapal daripada menginap di hotel.
  • Pertumbuhan Vila Ilegal: Maraknya vila-vila ilegal yang tidak terdaftar dan tidak membayar pajak turut memengaruhi tingkat hunian hotel.
  • Efisiensi Anggaran Pemerintah: Kebijakan efisiensi anggaran pemerintah pusat juga berdampak pada kegiatan MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) yang biasanya menjadi sumber pendapatan signifikan bagi hotel, terutama di kawasan Nusa Dua.

Kawasan Nusa Dua dilaporkan mengalami penurunan okupansi paling signifikan, mencapai 10-12 persen, karena ketergantungannya pada kegiatan MICE. Sementara itu, kawasan Sanur dan Ubud menunjukkan stabilitas yang lebih baik.

Putu Ayu Astiti Saraswati, pemilik dan CEO Toya Devasya Hot Spring, juga menegaskan bahwa pihaknya tidak melakukan PHK. Ia mengungkapkan bahwa beberapa karyawan memilih untuk mengundurkan diri karena mencari peluang kerja di luar negeri, terutama di sektor pariwisata dan kapal pesiar.

Pemilik hotel dan restoran di Denpasar, Bagus, menyatakan hal serupa. Ia bahkan terus membuka lowongan pekerjaan, menunjukkan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi lokal dan domestik.