Ketinggian Hilal di Jakarta Belum Penuhi Kriteria MABIMS, Pemantauan Terhalang Awan
Hilal Zulhijah Belum Terlihat di Jakarta
Upaya pengamatan hilal yang dilakukan oleh tim Falakiyah Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) DKI Jakarta pada Selasa, 27 Mei 2025, belum membuahkan hasil. Ketinggian hilal terpantau masih di bawah standar yang ditetapkan oleh kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).
Syarifudin, anggota tim Falakiyah Kanwil Kemenag Jakarta, mengungkapkan bahwa ketinggian hilal yang terdeteksi hanya mencapai 2,05 derajat. Angka ini belum memenuhi persyaratan minimal 3 derajat yang menjadi acuan dalam penentuan awal bulan Hijriah menurut kriteria MABIMS. Selain itu, elongasi, atau jarak sudut antara Bulan dan Matahari, juga belum mencapai angka ideal 6,4 derajat, meskipun sudah mendekati di angka 6,3 derajat.
Kendala Cuaca dalam Pemantauan
Selain ketinggian yang belum memadai, tim Falakiyah juga menghadapi kendala cuaca. Awan tebal menutupi ufuk barat, lokasi di mana hilal seharusnya terlihat. Kondisi ini semakin menyulitkan proses pengamatan.
"Ufuk barat tertutup awan tebal, sehingga sangat tidak mungkin untuk mengamati hilal dari lokasi pengamatan kami," ujar Syarifudin.
Laporan Hasil Rukyat Hilal ke Sidang Isbat
Hasil pengamatan hilal dari Kanwil Kemenag Jakarta akan dilaporkan secara resmi kepada Kementerian Agama untuk menjadi bahan pertimbangan dalam Sidang Isbat. Sidang ini akan menentukan secara resmi kapan tanggal 1 Zulhijah 1446 Hijriah akan ditetapkan.
"Data hasil rukyat hilal ini akan kami teruskan ke Sidang Isbat di Kementerian Agama. Sidang Isbat lah yang akan memutuskan apakah 1 Zulhijah jatuh pada esok hari atau lusa," jelas Syarifudin.
Pemantauan Hilal di Seluruh Indonesia
Sebelumnya, Kementerian Agama telah mengumumkan akan melaksanakan pemantauan hilal di 114 titik di seluruh Indonesia pada tanggal 27 Mei 2025. Langkah ini dilakukan untuk menentukan awal Zulhijah 1446 Hijriah, yang menjadi penanda penting bagi umat Islam, terutama terkait dengan pelaksanaan ibadah haji dan Idul Adha.
Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat, menjelaskan bahwa berdasarkan perhitungan Tim Hisab Rukyat Kemenag, posisi hilal saat matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia sudah berada di atas ufuk, dengan ketinggian antara 0° 44,15’ hingga 3° 12,29’ dan sudut elongasi antara 5° 50,64’ hingga 7° 6,27’.
"Kondisi ini sebenarnya telah memenuhi kriteria MABIMS yang menjadi acuan utama dalam penetapan awal bulan Hijriah di kawasan Asia Tenggara," ungkap Arsad.