Upaya Penyerangan Drone Ukraina Diduga Mengincar Presiden Putin di Kursk

Moskow – Sebuah klaim mengejutkan dilontarkan oleh seorang komandan pertahanan udara Rusia, yang menyatakan bahwa sebuah upaya serangan drone Ukraina menargetkan Presiden Vladimir Putin saat kunjungannya ke wilayah Kursk pada tanggal 20 Mei 2025. Yuriy Dashkin, Komandan Unit Pertahanan Udara Rusia, mengungkapkan informasi ini kepada kantor berita RBC, yang kemudian dikutip oleh berbagai media internasional.

Menurut Dashkin, intensitas serangan udara meningkat secara signifikan selama penerbangan helikopter yang membawa Presiden Putin di atas wilayah Kursk. Ia bahkan mengklaim bahwa helikopter presiden menjadi fokus utama dalam upaya pertahanan melawan serangan masif tersebut. “Kami terlibat dalam pertempuran udara sambil memastikan keselamatan helikopter presiden di wilayah udara,” ujarnya.

Dashkin menambahkan bahwa sistem pertahanan udara Rusia berhasil menggagalkan serangan tersebut dengan menembak jatuh semua drone sebelum mencapai sasaran. Ia juga menyebutkan bahwa drone-drone tersebut terdeteksi mendekati jalur penerbangan helikopter presiden dan segera dinetralisir oleh pasukan pertahanan udara.

Lebih lanjut, Dashkin mengungkapkan bahwa serangan udara dari Ukraina berlangsung masif pada tanggal 21 dan 22 Mei, atau sehari setelah kunjungan Putin ke Kursk. Dalam dua hari tersebut, pasukan Rusia mengklaim berhasil menembak jatuh total 46 drone. Klaim ini belum dapat diverifikasi secara independen.

Kunjungan Putin ke Kursk pada tanggal 20 Mei merupakan kunjungan pertamanya ke wilayah tersebut sejak bulan Maret. Kursk sendiri merupakan wilayah perbatasan yang memiliki sejarah konflik antara Rusia dan Ukraina. Pada Agustus 2024, pasukan Ukraina dilaporkan sempat menguasai sebagian wilayah tersebut sebelum akhirnya direbut kembali oleh pasukan Rusia pada akhir April dengan dukungan dari tentara Korea Utara.

Hingga saat ini, belum ada laporan resmi mengenai korban luka atau kerusakan akibat insiden dugaan serangan drone tersebut. Rombongan presiden dilaporkan melanjutkan perjalanan tanpa gangguan. Insiden ini semakin meningkatkan ketegangan antara Rusia dan Ukraina, serta memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih luas.