Tragedi di Indragiri Hulu: Siswa SD Diduga Tewas Akibat Kekerasan Fisik oleh Teman Sekolah
Duka Mendalam Menyelimuti Keluarga di Indragiri Hulu
Kabar duka menyelimuti sebuah keluarga di Kecamatan Seberida, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau. Seorang siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 12, berinisial KB (8), meninggal dunia dengan dugaan kuat akibat tindakan kekerasan fisik yang dilakukan oleh teman-teman sekelasnya.
Kematian tragis KB, yang merupakan putra dari pasangan Gimson Beni Butarbutar (38) dan Siska Yusniati Sibarani (30), menggugah keprihatinan mendalam. Orang tua korban mengungkapkan bahwa sebelum meninggal, KB sempat mengalami muntah darah dan kejang-kejang, memicu kecurigaan adanya luka dalam yang serius.
Gimson, ayah korban, menuturkan bahwa sebelum kejadian nahas ini, anaknya seringkali menjadi sasaran perundungan di sekolah. Tindakan perundungan tersebut diduga dipicu oleh perbedaan keyakinan. Mirisnya, kejadian ini terjadi di lingkungan pendidikan yang seharusnya menjadi tempat aman bagi anak-anak untuk belajar dan berkembang.
Kronologi Kejadian yang Memilukan
Menurut penuturan Gimson, peristiwa tragis ini bermula ketika KB pulang dari sekolah dengan kondisi yang tidak biasa. Pada suatu hari, KB mengeluhkan bahwa ban sepedanya dikempeskan oleh teman-temannya. Keesokan harinya, KB kembali pulang lebih awal dari biasanya dan memberikan alasan yang tidak jelas kepada orang tuanya.
Kondisi KB semakin memburuk pada malam harinya. Ia mengalami demam tinggi, sakit pinggang, dan seringkali bolak-balik ke kamar mandi. Orang tua korban kemudian menemukan adanya bengkak pada bagian perut anaknya, tepatnya di bawah pusar. Kecurigaan semakin menguat bahwa telah terjadi sesuatu yang buruk pada KB di sekolah.
Gimson kemudian mencari tahu kebenaran dari teman sekolah KB bernama Rio. Rio mengungkapkan bahwa KB telah dipukul oleh beberapa teman sekelasnya. Mendengar pengakuan tersebut, orang tua KB segera menghubungi pihak sekolah untuk meminta klarifikasi dan penyelesaian masalah.
Upaya Medis dan Laporan ke Pihak Berwajib
Kondisi KB terus menurun, hingga akhirnya dilarikan ke rumah sakit. Namun, upaya medis yang dilakukan tidak mampu menyelamatkan nyawa KB. Ia menghembuskan nafas terakhirnya dengan meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan orang-orang terdekatnya.
Tidak terima dengan kejadian ini, Gimson dan keluarga melaporkan kasus tersebut ke Polsek Seberida. Pihak kepolisian segera melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab pasti kematian KB. Jenazah korban juga dilakukan otopsi untuk mendapatkan bukti-bukti yang lebih akurat.
Kapolres Inhu, AKBP Fahrian Saleh Siregar, menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu hasil otopsi untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban. Pihak kepolisian juga telah mengidentifikasi lima orang terduga pelaku yang terlibat dalam kasus ini. Mereka adalah HM (12), RK (13), MJ (11), DR (11), dan NN (13).
Kasus ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat dan pihak berwenang. Diharapkan, penyelidikan yang dilakukan dapat mengungkap kebenaran dan memberikan keadilan bagi KB serta keluarganya. Kejadian ini juga menjadi pelajaran penting bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan keamanan dan kesejahteraan anak-anak di lingkungan sekolah.