Waspada Fluktuasi COVID-19 di Asia: Indonesia Diminta Tingkatkan Kewaspadaan
Gelombang COVID-19 kembali menjadi perhatian global, khususnya di kawasan Asia. Meskipun tidak separah masa puncak pandemi, peningkatan kasus di beberapa negara tetangga memicu kewaspadaan. Prof. Tjandra Yoga Aditama, mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, menekankan pentingnya surveilans yang konsisten untuk mendeteksi fluktuasi kasus.
Menurut Prof. Tjandra, negara-negara yang memiliki sistem surveilans yang baik mampu mendeteksi peningkatan kasus lebih awal. Pemantauan yang cermat terhadap jumlah kasus, angka kematian, dan pola genomik virus menjadi kunci untuk memahami dinamika COVID-19. Saat ini, varian JN.1 dan turunannya masih mendominasi, dan belum ada indikasi kemunculan varian baru yang menyebabkan lonjakan kasus.
Kementerian Kesehatan RI melalui Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Aji Muhawarman, mengonfirmasi bahwa varian XEC, yang terdeteksi di beberapa negara seperti Jepang, Singapura, dan Thailand, belum terdeteksi di Indonesia. Meskipun demikian, kewaspadaan tetap diperlukan.
Dr. dr. Erlina Burhan, SpP(K), MSc, dari Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI), mengingatkan bahwa COVID-19 masih ada, meskipun dalam jumlah yang relatif kecil. Beliau menekankan pentingnya untuk tidak lengah, terutama karena negara tetangga mengalami peningkatan kasus. Gejala yang ditimbulkan oleh varian JN.1 cenderung ringan, menyerupai flu biasa. Namun, kelompok rentan seperti lansia dan individu dengan komorbid tetap perlu berhati-hati.
Menjelang libur panjang, spesialis paru dr. Erlang Samoedro, SpP(K), menekankan pentingnya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai langkah pencegahan. PHBS meliputi penggunaan masker, cuci tangan secara teratur, dan menghindari kerumunan. Bagi kelompok rentan, infeksi COVID-19 yang ringan pun dapat memperburuk kondisi komorbid yang sudah ada.
Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:
- Surveilans yang konsisten: Memantau jumlah kasus, angka kematian, dan pola genomik virus.
- Kewaspadaan terhadap varian baru: Meskipun varian JN.1 masih mendominasi, penting untuk memantau potensi kemunculan varian baru.
- Penerapan PHBS: Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti menggunakan masker, cuci tangan, dan menghindari kerumunan.
- Perlindungan kelompok rentan: Lansia dan individu dengan komorbid perlu berhati-hati dan segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala COVID-19.