Anies Baswedan dan Rommy: Pertemuan Lama, Tanpa Bahas Kursi Ketua Umum PPP

Isu mengenai tawaran posisi Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kepada Anies Baswedan mencuat ke publik. Menanggapi hal tersebut, juru bicara Anies Baswedan, Sahrin Hamid, memberikan klarifikasi terkait pertemuan antara Anies Baswedan dan Muhammad Romahurmuziy (Rommy), Ketua Majelis Pertimbangan PPP.

Menurut Sahrin, pertemuan antara Anies dan Rommy memang pernah terjadi, namun pembicaraan yang berlangsung tidak secara spesifik membahas mengenai politik, apalagi tawaran untuk memimpin PPP. Sahrin menekankan bahwa hubungan antara Anies dan Rommy telah terjalin lama, jauh sebelum isu politik ini muncul. Keduanya bersahabat sejak masa sekolah menengah atas (SMA) dan hubungan baik juga terjalin erat antara keluarga masing-masing.

"Mas Anies dan Gus Rommy memang berteman sejak SMA, begitu pula orang tua mereka bersahabat selama di Jogja. Jadi bisa jadi pertemuannya tidak semata-mata dalam suasana dan karena momentum politik," ujar Sahrin.

Saat ini, Anies Baswedan tengah memfokuskan diri pada kegiatan sosial melalui wadah bernama Aksi Bersama. Salah satu inisiatif yang telah diwujudkan adalah peresmian jembatan warga yang diberi nama Titian Persatuan.

Sahrin juga menanggapi dinamika internal yang terjadi di PPP terkait dengan agenda kongres partai. Ia menyatakan bahwa Rommy memiliki preferensi terhadap tokoh tertentu untuk memimpin partai. Namun, Sahrin menegaskan bahwa tidak ada permintaan khusus dari Rommy kepada Anies untuk menjadi Ketua Umum PPP.

"Lagi pula, kalau kita lihat pernyataan Gus Rommy terkait kongres PPP, tampak ada banyak nama yang beliau sebut dan sepertinya Gus Rommy sudah punya nama yang dijagokan, seperti juga yang sudah diduga oleh publik," kata Sahrin.

Pernyataan Sahrin ini muncul sebagai respons terhadap pengakuan Rommy sebelumnya, yang menyatakan bahwa dirinya pernah membujuk Anies Baswedan untuk memimpin PPP pada akhir Desember 2024. Rommy mengungkapkan bahwa langkah ini diambil sebagai upaya untuk membawa PPP kembali lolos ke parlemen pada Pemilu 2029.

Rommy merasa bahwa PPP membutuhkan sosok pemimpin yang kuat dan memiliki kemampuan luar biasa untuk dapat kembali bersaing di tingkat nasional. Selain Anies Baswedan, Rommy juga menyebut beberapa nama lain yang dianggap potensial untuk memimpin PPP, seperti Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, dan mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurachman.

Nama-nama ini pun sempat dikonsultasikan dengan Presiden Joko Widodo. Dari hasil konsultasi tersebut, nama Amran Sulaiman dinilai paling potensial untuk memimpin PPP. Rommy menilai bahwa Presiden Jokowi sangat memahami kualitas dan totalitas Amran Sulaiman dalam mengemban amanah.