Performa Motor Ducati GP25 Dipertanyakan, Bagnaia Ungkap Ketidakpuasan, Marquez Justru Bersinar
Performa motor Ducati Desmosedici GP25 menjadi sorotan setelah pebalap andalan Ducati, Francesco Bagnaia, melontarkan keluhan terkait performanya. Bagnaia merasa motor tersebut tidak mengalami peningkatan signifikan dibandingkan dengan versi sebelumnya, GP24. Keluhan ini muncul di tengah performa impresif rekan setimnya, Marc Marquez, yang justru mampu meraih hasil positif dengan motor yang sama. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan tentang potensi sebenarnya dari motor terbaru Ducati tersebut.
Bagnaia mengungkapkan bahwa ia kesulitan untuk tampil kompetitif dengan GP25. Dari tujuh balapan yang telah dilakoninya musim ini, ia hanya mampu meraih satu kemenangan. Bahkan, pada seri terakhir di Silverstone, Inggris, ia mengalami kecelakaan yang semakin memperburuk posisinya. "Sepanjang akhir pekan, GP24 terasa jauh lebih baik daripada GP25. Kami harus bekerja keras, memahami apa yang perlu dilakukan, dan saya sendiri tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan," ujarnya dengan nada frustrasi.
Kontras dengan keluhan Bagnaia, Marc Marquez justru menunjukkan performa yang solid sepanjang musim ini. Pebalap berjuluk "The Baby Alien" tersebut berhasil meraih double podium di Silverstone, menunjukkan bahwa ia mampu memaksimalkan potensi motor GP25. Catatan impresif Marquez ini seolah menutupi kekurangan yang dirasakan oleh Bagnaia.
Marquez sendiri telah mengoleksi enam kemenangan dari tujuh sprint race yang telah digelar. Selain itu, ia juga berhasil meraih tiga kemenangan dan tiga podium dari tujuh balapan terakhir. Hasil ini menempatkannya di posisi puncak klasemen sementara. Bagnaia mengakui kehebatan Marquez dalam menutupi kelemahan motor. "Marc sangat kuat karena dia berhasil menyembunyikan masalah yang kami alami," katanya.
Bagnaia menegaskan bahwa ia telah memberikan seluruh kemampuannya, 100 persen, namun hasil yang diraihnya belum sesuai dengan harapan. "Jika 100 persen itu membuat saya berada di urutan ketiga dalam kualifikasi dan keenam dalam sprint, itulah yang bisa saya lakukan. Saya berusaha keras setiap hari untuk berkembang, tapi ada batasnya," imbuhnya.
Situasi ini menimbulkan spekulasi mengenai perbedaan setting motor atau gaya balap antara Bagnaia dan Marquez. Beberapa pihak menduga bahwa Marquez memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik terhadap karakteristik GP25, sehingga ia mampu mengkompensasi kekurangannya. Sementara itu, Bagnaia masih berjuang untuk menemukan setting yang tepat agar dapat memaksimalkan potensi motornya. Ketidakpastian ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi tim Ducati untuk menemukan solusi terbaik agar kedua pebalapnya dapat tampil kompetitif di sisa musim ini.
Berikut poin penting yang dikeluhkan Bagnaia:
- GP25 tidak lebih baik dari GP24
- Kesulitan menemukan setting yang tepat
- Merasa sudah memberikan 100 persen namun hasil belum memuaskan
Kondisi ini memunculkan pertanyaan besar mengenai pengembangan motor Ducati dan kemampuan adaptasi pebalap terhadap perubahan tersebut. Apakah Ducati akan mampu menemukan solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi Bagnaia, atau justru Marquez yang akan terus mendominasi dengan GP25?