Kericuhan Warnai Bursa Kerja di Bekasi: Ribuan Pencari Kerja Berdesakan

Kericuhan Pecah di Job Fair Kabupaten Bekasi

Sebuah acara bursa kerja (job fair) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi di Convention Center Presiden University, Jababeka, Cikarang Utara, diwarnai kericuhan. Insiden ini melibatkan sejumlah pencari kerja yang saling dorong dan berebut untuk mendapatkan informasi lowongan kerja. Kericuhan ini diduga dipicu oleh perebutan scan quick response (QR) yang berisi daftar perusahaan peserta job fair yang membuka lowongan pekerjaan.

Menurut keterangan saksi mata, Ridwan Rahmat, kericuhan bermula ketika seorang panitia hendak menempelkan pamflet kode QR di dinding lokasi acara. Tindakan ini memicu reaksi spontan dari para pencari kerja yang sudah lama mengantre dan ingin segera mendapatkan informasi lowongan kerja. Aksi saling dorong dan berebut pun tak terhindarkan, hingga berujung pada perkelahian fisik.

"Kericuhan itu gara-garanya panitia mau nempelin scan QR. Tiba-tiba ada salah satu pencari kerja yang merebut pamflet," ujar Ridwan.

Akibat kericuhan tersebut, sejumlah pencari kerja dilaporkan pingsan karena terhimpit oleh kerumunan massa yang panik. Petugas kesehatan segera memberikan pertolongan dan mengevakuasi para korban ke area aman untuk mendapatkan penanganan medis.

Evaluasi Penyelenggaraan Job Fair

Ridwan juga menyoroti kesiapan panitia penyelenggara dalam mengantisipasi membludaknya jumlah pencari kerja. Ia menilai bahwa acara sebesar ini seharusnya tidak dipusatkan di satu lokasi saja, melainkan dipecah menjadi beberapa titik untuk menghindari penumpukan massa.

"Kurang persiapan intinya panitianya," kata Ridwan.

Tingginya Angka Pengangguran di Kabupaten Bekasi

Job fair ini dihadiri oleh sekitar 25.000 pencari kerja yang memperebutkan 2.517 lowongan pekerjaan dari 64 perusahaan peserta. Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, mengakui bahwa tingginya antusiasme masyarakat terhadap job fair ini menjadi beban moral bagi pemerintah daerah untuk terus berupaya menekan angka pengangguran.

"Terkait masalah antusias ini bukan suatu hal sebagai pemerintah untuk dibanggakan. Artinya di sini beban moril juga bagi Pemkab Bekasi memang di kloter pertama ini, kita membuka 2.000 lebih, yang datang 25.000," kata Ade.

Ade juga berjanji akan berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan di kawasan industri Kabupaten Bekasi untuk meningkatkan kuota lowongan pekerjaan. Ia menekankan pentingnya peran serta perusahaan dalam mengatasi masalah pengangguran di daerah tersebut.

"Ada 7.000 perusahaan di Kabupaten Bekasi, sementara masyarakat Kabupaten Bekasi ada 3,2 juta, artinya harus ada kontribusi," imbuh Ade.