Tapi Tapi: Es Krim Warisan Nenek, Pemberdayaan Petani Lokal Afrika Selatan

Di Cape Town, Afrika Selatan, sebuah toko es krim bernama Tapi Tapi hadir dengan konsep unik yang menggabungkan pelestarian resep tradisional dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal. Toko ini didirikan oleh Tapiwa Guzha, seorang ahli biologi molekuler yang beralih profesi untuk menghidupkan kembali resep es krim peninggalan neneknya.

Kisah Tapi Tapi bermula dari kesedihan Guzha atas meninggalnya sang nenek pada tahun 2018. Terinspirasi oleh kenangan masa kecil dan resep es krim buatan neneknya, Guzha memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Zimbabwe dan mendirikan Tapi Tapi. Namun, toko es krim ini tidak hanya sekadar bisnis untuk mencari keuntungan. Guzha memiliki visi yang lebih besar, yaitu untuk menciptakan dampak positif bagi komunitas di sekitarnya.

Berbeda dengan toko es krim pada umumnya, Tapi Tapi mengandalkan bahan-bahan lokal yang diperoleh langsung dari kebun-kebun warga sekitar. Setiap bulan, varian rasa es krim di Tapi Tapi selalu berganti, menyesuaikan dengan ketersediaan bahan baku yang ada. Guzha juga berkomitmen untuk membeli bahan-bahan tersebut dengan harga yang adil, sehingga memberikan keuntungan yang optimal bagi para petani lokal.

Guzha menggandeng Zandile Finxa, seorang chef dan ilmuwan asal Afrika Selatan, untuk mengembangkan berbagai rasa es krim yang unik dan inovatif. Kolaborasi ini menghasilkan kreasi es krim yang tak terduga, bahkan dengan bahan-bahan seperti sorgum. Menurut Guzha, Tapi Tapi bukan hanya sekadar toko es krim, tetapi juga representasi dari budaya, makanan adat, dan keberlanjutan yang terintegrasi dalam setiap sajian es krim.

Komitmen Guzha terhadap penggunaan bahan lokal terbukti dari berbagai varian rasa es krim yang ditawarkan di Tapi Tapi. Mulai dari kacang tanah, jahe, labu, hingga buah-buahan mirip jeruk asli Afrika Selatan, semuanya diolah menjadi es krim yang lezat dan menyegarkan. Lokasi Tapi Tapi yang strategis di Lower Main Road, Cape Town, memudahkan para pelanggan untuk menikmati es krim unik ini.

Perjalanan Guzha dalam mengembangkan Tapi Tapi tidaklah mudah. Ia melakukan riset selama 8 tahun untuk mengoptimalkan potensi bahan-bahan lokal yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Namun, kerja kerasnya terbayar lunas. Kini, Tapi Tapi tidak hanya berhasil melestarikan resep warisan neneknya, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian para petani lokal.

Dengan konsep yang unik dan komitmen yang kuat terhadap keberlanjutan, Tapi Tapi telah menjadi contoh sukses bagaimana sebuah bisnis kuliner dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Kisah Tapiwa Guzha dan Tapi Tapi menginspirasi banyak orang untuk berani bermimpi dan menciptakan perubahan melalui bisnis yang bertanggung jawab.