Menteri Investasi Dorong PLN Realisasikan RUPTL Demi Target Energi Bersih Nasional
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, menekankan pentingnya konsistensi PT PLN (Persero) dalam menjalankan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034. Implementasi RUPTL ini krusial untuk mencapai target energi bersih nasional dan komitmen pengurangan emisi karbon yang telah ditetapkan.
Bahlil menegaskan bahwa RUPTL bukan hanya sekadar dokumen perencanaan, melainkan panduan operasional yang harus dijalankan dengan disiplin. Dengan implementasi yang konsisten hingga tahun 2034, Indonesia diyakini akan melampaui target Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) dalam hal pemanfaatan energi terbarukan.
Lebih lanjut, Menteri Bahlil menyoroti potensi RUPTL dalam menciptakan lapangan kerja hijau (green jobs). Diperkirakan, sektor pembangkitan listrik akan menyerap sekitar 760.000 tenaga kerja dari total kebutuhan 836.696 orang. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari 91% pekerjaan yang tercipta akan berfokus pada energi hijau, membuka peluang besar bagi generasi muda untuk berkontribusi dalam transisi energi.
RUPTL PLN 2025-2034 sendiri menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 gigawatt (GW). Komposisi energi terbarukan mendominasi dengan 76% atau sekitar 52,9 GW, termasuk sistem penyimpanan energi. Rinciannya:
- Energi Baru Terbarukan (EBT): 42,6 GW (61%)
- Sistem Penyimpanan Energi: 10,3 GW (15%)
- Pembangkit Listrik Tenaga Fosil: 16,6 GW (24%)
Kapasitas EBT akan didistribusikan sebagai berikut:
- Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS): 17,1 GW
- Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA): 11,7 GW
- Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB): 7,2 GW
- Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP): 5,2 GW
- Bioenergi: 0,9 GW
- Pengenalan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN): 0,5 GW
Penambahan kapasitas ini akan didistribusikan ke berbagai wilayah di Indonesia:
- Sumatera: 9,5 GW
- Jawa, Madura, Bali: 19,6 GW
- Sulawesi: 7,7 GW
- Kalimantan: 3,5 GW
- Papua, Maluku, Nusa Tenggara: 2,3 GW
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan komitmen perusahaan untuk mempercepat pengembangan infrastruktur kelistrikan berbasis EBT. PLN akan menjalin kolaborasi dengan investor dan pemangku kepentingan lainnya untuk mempercepat proyek energi terbarukan.
Darmawan juga meyakini bahwa implementasi RUPTL akan memberikan dampak positif pada daya beli masyarakat, mengurangi kemiskinan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. RUPTL membuka peluang investasi mencapai Rp 2.133 triliun, dengan Rp 1.341 triliun dialokasikan untuk EBT melalui skema Independent Power Producer (IPP) dan Rp 340 triliun dari investasi PLN.
PLN memandang RUPTL sebagai mandat untuk menjalankan transisi energi dan mewujudkan komitmen Indonesia dalam Perjanjian Paris menuju Net Zero Emission. Perusahaan juga bertekad untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja hijau, dan pengentasan kemiskinan melalui implementasi RUPTL.