Polemik Perangkat Penurun Suspensi Belakang di MotoGP: Antara Keuntungan dan Risiko
Kontroversi Rear Height Device (RHD) di Arena MotoGP: Dampak dan Opini Para Pebalap
Perangkat pengatur ketinggian suspensi belakang (Rear Height Device/RHD) kembali menjadi topik hangat di kalangan pebalap MotoGP. Insiden yang dialami beberapa pebalap pada MotoGP Inggris 2025 lalu, memicu perdebatan mengenai perlunya penggunaan perangkat ini di semua sirkuit. Masalah teknis pada RHD yang dialami Fabio Quartararo saat memimpin balapan, serta insiden serupa yang menimpa Alex Rins dan Alex Marquez, menjadi sorotan utama.
Quartararo, yang terpaksa berjuang dengan suspensi belakang yang terkunci dalam posisi rendah, menyatakan bahwa meskipun RHD memberikan keuntungan signifikan, menghilangkan perangkat ini secara keseluruhan tidak akan menjadi masalah besar baginya. Dia menyoroti bahaya yang mungkin timbul saat pebalap harus mengerem sangat keras untuk menonaktifkan perangkat, baik di bagian depan maupun belakang motor. Sementara itu, Alex Marquez mengalami kecelakaan di tikungan pertama akibat kegagalan RHD, menambah daftar kekhawatiran terkait keamanan perangkat ini.
Opini Beragam dari Para Pebalap
Alex Marquez, dari tim Gresini Racing, menyarankan agar para pebalap mempertimbangkan untuk menghilangkan RHD di sirkuit-sirkuit tertentu yang dianggap berbahaya, seperti Le Mans. Pendapat ini didukung oleh Johann Zarco, yang juga setuju bahwa tidak semua trek memerlukan penggunaan RHD. Zarco mencontohkan Le Mans sebagai sirkuit di mana perangkat ini dapat dihilangkan tanpa banyak kerugian. Ia menambahkan bahwa tikungan pertama di Silverstone memang cepat, tetapi masih ada ruang pengereman yang cukup untuk menonaktifkan RHD.
Di sisi lain, Marco Bezzecchi, pemenang MotoGP Inggris 2025, menyatakan bahwa dirinya tidak memiliki masalah dengan RHD dan menganggapnya sebagai perangkat yang "keren". Ia mengaku telah menggunakan RHD sejak awal karirnya di MotoGP dan merasa cocok dengan perangkat tersebut. Johann Zarco, yang meraih podium ketiga, juga menyukai penggunaan RHD, meskipun setuju dengan perlunya evaluasi trek mana yang benar-benar membutuhkannya.
Marc Marquez, yang finis di urutan kedua, berpendapat bahwa RHD justru membuat MotoGP menjadi lebih mudah. Ia mengakui bahwa tikungan pertama di Le Mans atau Silverstone bisa menjadi sedikit tidak pasti karena pebalap harus mengerem dengan cara yang tidak biasa. Namun, ia juga mencatat bahwa dengan RHD, motor menjadi lebih stabil di tengah angin kencang.
Asal Mula dan Fungsi RHD
Inovasi RHD pertama kali diperkenalkan oleh Ducati dan kemudian diikuti oleh pabrikan lainnya. Fungsi utama RHD adalah menurunkan suspensi belakang motor, sehingga menurunkan pusat gravitasi dan mengurangi gejala wheelie saat akselerasi. Dengan mencegah wheelie, sensor anti-wheelie tidak perlu mengurangi tenaga mesin, sehingga performa motor tetap optimal dan ban depan tetap menempel di aspal. Perangkat ini memungkinkan pebalap untuk berakselerasi lebih cepat dan efektif, terutama saat keluar dari tikungan.
Perdebatan mengenai RHD menunjukkan kompleksitas dalam pengembangan teknologi di MotoGP. Sementara perangkat ini menawarkan keuntungan performa yang signifikan, risiko kegagalan dan potensi bahaya yang ditimbulkannya memicu kekhawatiran di kalangan pebalap. Keputusan mengenai masa depan RHD kemungkinan akan melibatkan diskusi lebih lanjut antara pebalap, tim, dan penyelenggara MotoGP untuk mencapai keseimbangan antara performa dan keselamatan.