Menkes Budi Gunadi Tanggapi Kritik Gaya Komunikasi dan Kontroversi Pernyataan

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan komitmennya untuk memperbaiki gaya komunikasi yang belakangan menjadi sorotan publik. Pernyataan ini muncul setelah kritik yang dilayangkan oleh Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, terkait gaya bicara dan beberapa pernyataan kontroversial yang dilontarkan oleh Menkes dalam rapat kerja pada Senin, 26 Mei 2025.

"Saya akan berusaha selalu memperbaiki cara komunikasi saya, dan semua masukan sangat saya terima," ujar Budi Gunadi. Meski demikian, ia juga mengungkapkan perasaannya yang kerap kali disalahpahami, padahal setiap pernyataannya didasari oleh niat baik untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia.

Berikut adalah beberapa pernyataan Menkes Budi Gunadi yang sempat menuai polemik:

  • Korelasi Ukuran Celana dengan Risiko Kesehatan:

Pernyataan tentang ukuran celana jeans menjadi salah satu yang paling banyak diperbincangkan. Menkes Budi Gunadi menyebutkan bahwa pria dengan ukuran celana di atas 32-33 cenderung mengalami obesitas dan memiliki risiko kematian lebih dini. Pernyataan ini disampaikan saat peluncuran tiga layanan kesehatan di Rusun Tanah Tinggi, Jakarta Pusat pada Rabu, 14 Mei 2025. Menkes menekankan bahwa ucapannya bukan bermaksud melakukan body shaming, melainkan sebagai pengingat akan pentingnya menjaga lingkar pinggang untuk menghindari penyakit kronis.

  • Gaji Rp 15 Juta dan Tingkat Kesehatan:

Menkes juga menyampaikan pernyataan kontroversial mengenai korelasi antara gaji dan kesehatan. Menurutnya, seseorang dengan gaji Rp 15 juta per bulan cenderung lebih sehat dan pintar dibandingkan dengan mereka yang berpenghasilan Rp 5 juta. Hal ini ia sampaikan dalam agenda “Double Check” di Jakarta Pusat pada Sabtu, 17 Mei 2025. Budi Gunadi berpendapat bahwa Indonesia belum bisa dianggap sebagai negara maju jika sebagian besar masyarakatnya berpenghasilan di bawah Rp 15 juta.

  • Obesitas dan Harapan Hidup:

Dalam acara yang sama, Menkes menyoroti dampak obesitas terhadap harapan hidup seseorang. Ia menjelaskan bahwa obesitas dapat memicu berbagai penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes, yang pada akhirnya dapat menyebabkan stroke dan penyakit jantung. Bahkan, Budi Gunadi menyebutkan bahwa obesitas dapat menyebabkan kematian sebelum usia 74 tahun.

  • "Jokowi Bos Saya":

Di luar isu kesehatan, Budi Gunadi juga sempat menjadi perbincangan karena menyebut mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai atasannya. Hal ini terjadi saat ia bersama Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono bersilaturahmi ke kediaman Jokowi di Solo, Jawa Tengah. Padahal, saat itu Prabowo Subianto telah menjabat sebagai Presiden RI.

Menanggapi berbagai kontroversi ini, Budi Gunadi memberikan pembelaan. Ia menjelaskan bahwa semua pernyataannya didasari oleh niat baik untuk mendorong peningkatan kesehatan masyarakat. Ia mencontohkan pernyataannya mengenai pendapatan masyarakat, yang menurutnya bertujuan untuk memotivasi peningkatan kualitas hidup dan kesehatan.

"Mengenai pendapatan itu sebenarnya angka Rp 5 juta, Rp 15 juga bukan maksudnya ke sana Pak Nurhadi,” kata Menkes. “Maksudnya adalah untuk jadi negara maju memang kita baru bisa masuk negara maju, kalau rata-rata pendapatan kita itu Rp 15 juta. Dan kita harus angkat bersama-sama kan, supaya bisa jadi negara maju. Nah, untuk bisa jadi ke sana, masyarakatnya harus sehat,” ujarnya lagi.

Budi Gunadi menekankan pentingnya pemerintah untuk menjamin kesehatan masyarakat, karena kesehatan yang baik merupakan faktor pendorong peningkatan pendapatan. Ia juga memberikan klarifikasi mengenai pernyataannya soal lingkar pinggang, yang menurutnya berkaitan erat dengan risiko hipertensi dan diabetes.