Antisipasi Lonjakan COVID-19 Jelang Libur Sekolah di Malaysia: Kewaspadaan Ditingkatkan
Menjelang libur sekolah yang akan datang, otoritas kesehatan di Malaysia mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi peningkatan kasus COVID-19. Himbauan ini muncul seiring dengan identifikasi varian baru dan subvarian yang beredar di negara tersebut dan negara tetangga.
Ahli virologi, Dr. Kumitaa Theva Das, menyoroti pola historis peningkatan kasus COVID-19 selama periode liburan dan perkumpulan sosial. Ia mencontohkan lonjakan kasus di Thailand yang terkait dengan Festival Songkran pada bulan April. Meskipun varian JN.1 telah cukup lama beredar, Dr. Kumitaa meyakini bahwa lonjakan kasus yang ekstrim seperti 20 ribu kasus per hari tidak mungkin terjadi, meskipun libur sekolah berlangsung mulai 29 Mei hingga 9 Juni 2025.
Namun, Dr. Kumitaa meyakinkan bahwa tidak ada indikasi peningkatan pasien COVID-19 di rumah sakit pemerintah. Ia menjelaskan bahwa varian JN.1, yang merupakan turunan dari Omicron, telah terdeteksi di Malaysia sejak dua tahun lalu. Analisisnya menunjukkan bahwa lonjakan kasus di negara tetangga seperti Singapura disebabkan oleh varian LF.7 dan NB.1.8, yang juga merupakan turunan dari JN.1. Varian LF.7 sendiri telah terdeteksi di Malaysia sejak pertengahan 2024.
"Ini berarti banyak orang mungkin telah terinfeksi sebelumnya dan memiliki kekebalan terhadapnya," jelas Dr. Kumitaa. Meskipun tingkat kekebalan populasi dianggap cukup tinggi, ia tetap menekankan pentingnya tindakan pencegahan individu, termasuk penggunaan masker, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.
Senada dengan Dr. Kumitaa, Kepala unit penyakit menular Rumah Sakit Penang, Dr. Chow Ting Soo, juga menekankan pentingnya kewaspadaan berkelanjutan. Ia menyarankan masyarakat untuk mempraktikkan etika batuk yang baik dan menghindari tempat umum ketika mengalami gejala penyakit pernapasan. Dr. Chow secara khusus menekankan perlunya lansia dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah untuk mengenakan masker dan menghindari keramaian. Selain itu, ia mendorong masyarakat untuk menjaga kebersihan dan mendapatkan vaksinasi COVID-19.
Vaksin COVID-19 saat ini tersedia di klinik kesehatan pemerintah dan dapat diakses oleh lansia dan individu dengan komorbiditas melalui aplikasi MySejahtera.
Direktur Kesehatan Penang, Fazilah Shaik Allaudin, menyampaikan bahwa laporan Kementerian Kesehatan per 16 Mei menunjukkan bahwa kasus COVID-19 di Malaysia masih berada di bawah ambang batas bahaya. Laporan tersebut mencakup periode Minggu Epidemiologi (EW) 16 hingga EW19/2025, termasuk wilayah Penang. Kementerian Kesehatan terus memantau situasi COVID-19 dan akan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat berdasarkan penilaian risiko yang berkelanjutan.
Di Kedah, Ketua Komite Kesehatan, Mansor Zakaria, melaporkan bahwa situasi COVID-19 di wilayahnya terkendali. "Kasus yang tercatat tidak serius dan tidak ada indikasi akan terjadi peningkatan," ujarnya.
Secara keseluruhan, pesan dari para ahli kesehatan dan pejabat pemerintah di Malaysia adalah kewaspadaan yang berkelanjutan dan penerapan langkah-langkah pencegahan individu untuk meminimalkan risiko lonjakan kasus COVID-19 selama periode libur sekolah.
Berikut adalah tindakan pencegahan yang disarankan:
- Penggunaan Masker: Terutama bagi kelompok rentan dan di tempat ramai.
- Etika Batuk: Menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin.
- Menghindari Tempat Umum: Jika mengalami gejala penyakit pernapasan.
- Vaksinasi: Mendapatkan vaksin COVID-19, terutama bagi lansia dan individu dengan komorbiditas.
- Menjaga Kebersihan: Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air atau menggunakan hand sanitizer.