Populasi Anak di Jepang Mencapai Titik Nadir, Rekor Terendah dalam Lebih Empat Dekade

Kabar kurang menggembirakan datang dari Jepang terkait demografi populasi. Data terbaru menunjukkan penurunan signifikan pada jumlah anak-anak di negara tersebut, mencapai level terendah dalam 44 tahun terakhir. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran serius mengenai masa depan Jepang.

Menurut laporan dari Kementerian Dalam Negeri Jepang, per 1 April, jumlah anak-anak berusia 14 tahun atau lebih muda tercatat hanya 13,66 juta jiwa. Angka ini mengalami penurunan sebanyak 350.000 anak dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dari total tersebut, anak laki-laki berjumlah 6,99 juta, sementara anak perempuan 6,66 juta.

Distribusi usia anak-anak pun menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Kelompok usia 12-14 tahun berjumlah 3,14 juta, sedangkan kelompok usia 0-2 tahun hanya 2,22 juta. Ini mengindikasikan penurunan angka kelahiran yang berkelanjutan, dengan semakin sedikit anak yang memasuki setiap kelompok usia.

Proporsi anak-anak terhadap total populasi Jepang kini hanya 11,1 persen, turun 0,2 poin persentase dari tahun sebelumnya. Penurunan ini telah terjadi selama 51 tahun berturut-turut, sebuah indikasi jelas mengenai masalah demografi yang mendalam di Jepang.

Secara regional, terdapat variasi proporsi anak-anak di berbagai prefektur. Okinawa, yang terletak di barat daya Jepang, memiliki proporsi anak-anak tertinggi, yaitu 15,8 persen per 1 Oktober tahun lalu. Diikuti oleh Shiga dan Saga dengan 12,7 persen. Sementara itu, Akita, sebuah prefektur di utara, memiliki rasio terendah, hanya 8,8 persen. Disusul oleh Aomori (9,8 persen) dan Hokkaido (9,9 persen).

Berikut adalah rangkuman data proporsi anak berdasarkan prefektur:

  • Tertinggi:
    • Okinawa: 15,8%
    • Shiga: 12,7%
    • Saga: 12,7%
  • Terendah:
    • Akita: 8,8%
    • Aomori: 9,8%
    • Hokkaido: 9,9%

Penurunan populasi anak ini menjadi tantangan besar bagi Jepang. Pemerintah dan masyarakat perlu mencari solusi inovatif untuk mengatasi masalah ini dan memastikan masa depan yang berkelanjutan bagi negara tersebut.