Jawa Tengah Perkuat Posisi sebagai Lumbung Pangan Nasional, Targetkan Produksi Padi 11 Juta Ton pada 2025

Jawa Tengah Perkuat Posisi sebagai Lumbung Pangan Nasional, Targetkan Produksi Padi 11 Juta Ton pada 2025

Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menegaskan komitmennya dalam menjaga ketahanan pangan nasional dengan menargetkan produksi padi mencapai 11 juta ton pada tahun 2025. Target ambisius ini diungkapkan Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, usai memimpin rapat koordinasi (Rakor) Peningkatan Produksi Pangan Menuju Swasembada Pangan di Karanganyar, Senin (10/3/2025). Rakor yang dihadiri oleh seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dari Pemprov Jateng dan Pemkab Karanganyar membahas strategi peningkatan produksi padi di 11 kabupaten/kota prioritas, termasuk Karanganyar.

Luthfi menekankan pentingnya peran Jateng sebagai lumbung pangan nasional, mengingat provinsi ini secara konsisten menempati posisi kedua secara nasional dalam produksi beras. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 menunjukkan produksi beras Jateng mencapai 8,8 juta ton. “Target produksi 11 juta ton pada 2025 tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah, dan kami optimistis target ini akan tercapai,” ujar Luthfi. Strategi peningkatan produksi akan difokuskan pada optimalisasi lahan pertanian di wilayah-wilayah lumbung pangan Jateng. Pemerintah Provinsi Jateng berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh kepada para petani melalui berbagai program peningkatan produktivitas.

Gubernur juga memberikan jaminan ketersediaan beras di Jateng menjelang Lebaran 1446 H, dengan kondisi stok beras yang surplus. Hal ini menunjukkan kesiapan Jateng dalam menghadapi peningkatan permintaan selama periode tersebut. Kesiapan ini merupakan hasil dari pengelolaan pertanian yang efektif dan terencana.

Sementara itu, Bupati Karanganyar, Rober Christanto, didampingi Wakil Bupati Adhe Eliana, menyatakan dukungan penuh terhadap program pemerintah provinsi dan pusat dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Karanganyar, yang memiliki luas panen mencapai 22.702,94 hektar dengan produktivitas 6.200 ton/hektar, telah membuktikan kontribusinya sebagai lumbung pangan, dengan total produksi padi mencapai 140.750,4 ton. “Karanganyar masih surplus, dan kami berkomitmen untuk mempertahankan bahkan meningkatkan produksi padi,” tegas Rober. Ia menambahkan bahwa pembangunan Bendungan Jlantah di Jatiyoso diharapkan dapat semakin meningkatkan produktivitas pertanian di wilayah tersebut.

Potensi swasembada pangan di Karanganyar semakin diperkuat dengan proyek-proyek infrastruktur pendukung pertanian, seperti pembangunan Bendungan Jlantah yang diyakini akan meningkatkan irigasi dan produktivitas lahan pertanian. Keberhasilan Karanganyar dalam menjaga ketahanan pangan menjadi contoh bagi kabupaten/kota lain dalam mendukung program pemerintah provinsi untuk mencapai target produksi padi 11 juta ton pada tahun 2025. Upaya kolaboratif antara pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan petani menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan target tersebut dan memperkuat posisi Jawa Tengah sebagai lumbung pangan nasional.

  • Beberapa strategi yang akan dijalankan untuk mencapai target tersebut termasuk:
    • Optimalisasi penggunaan teknologi pertanian modern.
    • Peningkatan kualitas bibit dan pupuk.
    • Program pelatihan dan pendampingan bagi petani.
    • Peningkatan infrastruktur irigasi.
    • Diversifikasi komoditas pertanian.
    • Peningkatan akses pasar bagi petani.