Startup AI Builder.ai Didera Krisis Keuangan, Terancam Pailit Akibat Dugaan Manipulasi Pendapatan
Startup kecerdasan buatan (AI) Builder.ai, yang pernah menjadi sorotan karena pendanaan besar dari investor ternama seperti Microsoft dan Softbank, kini menghadapi badai krisis keuangan yang berujung pada ancaman kebangkrutan. Perusahaan yang menawarkan platform pembuatan aplikasi custom dengan minim coding ini, sedang dalam penyelidikan terkait dugaan penggelembungan laporan pendapatan.
Builder.ai, yang memiliki kantor operasional di Inggris, Amerika Serikat, India, Uni Emirat Arab, dan Singapura, dilaporkan mengalami kesulitan keuangan yang signifikan. Perusahaan, yang didirikan pada tahun 2016, sebelumnya berhasil mengumpulkan dana lebih dari USD 450 juta dari investor besar termasuk Microsoft, Softbank, dan Qatar Investment Authority. Pada tahun 2023, valuasi Builder.ai sempat mencapai USD 1,5 miliar atau sekitar Rp 24,5 triliun.
Namun, situasi berubah drastis ketika perusahaan berupaya mencari pinjaman darurat tahun lalu. Viola Credit, memimpin sekelompok kreditor, memberikan pinjaman sebesar USD 50 juta kepada Builder.ai. Akan tetapi, baru-baru ini Viola Credit menyita USD 37 juta dari rekening Builder.ai, menyisakan hanya USD 5 juta di rekening perusahaan. Kondisi ini memaksa CEO Builder.ai, Manpreet Ratia, untuk mengambil keputusan sulit dengan merumahkan sebagian besar karyawan.
Ironisnya, sisa dana USD 5 juta yang berada di rekening perusahaan di India tidak dapat dicairkan untuk membayar gaji karyawan karena adanya pembatasan pergerakan dana keluar dari India. Builder.ai, dalam pernyataan resminya, mengakui bahwa perusahaan tidak mampu mengatasi tantangan historis dan keputusan masa lalu yang memberikan tekanan besar pada posisi keuangannya.
Masalah utama yang dihadapi Builder.ai adalah tuduhan penggelembungan proyeksi pendapatan. Viola Credit menyita pinjaman karena perusahaan diduga memanipulasi proyeksi pendapatan hingga empat kali lipat kepada kreditor. Awalnya, kreditor diberitahu bahwa proyeksi penjualan Builder.ai untuk tahun 2024 adalah USD 220 juta. Namun, perusahaan kemudian mengakui bahwa pendapatan sebenarnya untuk tahun 2024 hanya sebesar USD 50 juta.
Akibatnya, Builder.ai telah mengajukan pailit di semua lokasi operasinya sesuai dengan kebijakan masing-masing negara. Perusahaan juga akan menunjuk administrator untuk mengawasi proses tersebut.
Lebih lanjut, penggelembungan laporan keuangan ini menarik perhatian otoritas AS, yang kini tengah melakukan penyelidikan. Beberapa minggu sebelum Builder.ai mengajukan pailit, otoritas AS meminta perusahaan untuk menyerahkan laporan keuangan dan dokumen lainnya. General Counsel Builder.ai, Sadi Vinyarsh, bahkan meminta karyawan untuk menyimpan dokumen setelah Kantor Kejaksaan AS untuk Distrik Selatan New York meminta informasi terkait kebijakan akuntansi dan daftar pelanggan.
Berikut adalah poin-poin penting mengenai situasi yang dihadapi Builder.ai:
- Krisis Keuangan: Builder.ai menghadapi krisis keuangan yang parah akibat berbagai faktor.
- Penggelembungan Pendapatan: Perusahaan dituduh menggelembungkan proyeksi pendapatan hingga empat kali lipat.
- Penyitaan Aset: Viola Credit menyita USD 37 juta dari rekening perusahaan.
- PHK Massal: CEO Builder.ai terpaksa merumahkan sebagian besar karyawan.
- Pailit: Builder.ai telah mengajukan pailit di semua lokasi operasinya.
- Penyelidikan: Otoritas AS sedang melakukan penyelidikan terkait dugaan penggelembungan laporan keuangan.