Eksplorasi Warisan Tak Benda UNESCO: Festival Sake Hadir di Jakarta dan Bali

Merayakan Pengakuan UNESCO: Festival Sake Meriahkan Jakarta dan Bali

Minuman tradisional Jepang, sake, kini semakin dikenal luas setelah dinobatkan sebagai Warisan Tak Benda Dunia oleh UNESCO pada tahun 2024. Pengakuan ini menjadi momentum penting untuk memperkenalkan sake lebih dalam kepada masyarakat global, termasuk Indonesia. Sebagai wujud perayaan dan edukasi, PT Jaddi Internasional, sebuah perusahaan importir minuman berpengalaman, menggelar festival sake di dua kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta dan Bali.

Festival ini menjadi wadah bagi para pencinta sake dan masyarakat umum untuk menggali lebih dalam tentang minuman fermentasi beras ini. Meskipun berbahan dasar beras, sake menawarkan kompleksitas rasa yang menakjubkan, dipengaruhi oleh jenis beras, teknik pembuatan, dan sentuhan khas dari masing-masing produsen. Mulai dari Nigori yang kaya tekstur hingga Futsushu yang ringan dan mudah dinikmati, setiap jenis sake menghadirkan pengalaman unik bagi penikmatnya.

Jakarta Menjadi Tuan Rumah Pertama

Jakarta menjadi kota pertama yang disambangi oleh festival sake ini. Acara yang digelar pada tanggal 3 Juni 2025 di Vin+ Arcadia, Senayan, dibuka untuk umum tanpa biaya masuk. Para pengunjung memiliki kesempatan untuk menjelajahi berbagai jenis sake yang dibawa langsung oleh para produsen. Selain mencicipi, pengunjung juga mendapatkan edukasi mengenai proses pembuatan sake, mulai dari pemilihan beras hingga teknik fermentasi yang rumit.

Bali Menyusul dengan Semangat yang Sama

Setelah Jakarta, giliran Bali yang menjadi tuan rumah festival sake pada tanggal 5 Juni di Sheraton Kuta Resort Bali. Semangat yang sama pun dibawa ke Pulau Dewata, dengan tujuan memperkenalkan keindahan dan keragaman sake kepada masyarakat Bali dan para wisatawan.

Menghadirkan Para Ahli dan Produsen Sake

Untuk memeriahkan acara, festival ini menghadirkan 10 produsen dan ahli sake terkemuka, salah satunya adalah Eko Triono, seorang pakar sake yang memiliki pengalaman luas di dunia food and beverage (FnB). Eko Triono berbagi pengetahuannya tentang sake, mulai dari istilah-istilah khusus yang digunakan untuk menggambarkan cita rasa sake, seperti:

  • Karakuchi: Rasa kering (tidak manis).
  • Amami: Rasa manis.
  • Nigami: Rasa pahit (biasanya muncul di akhir).
  • Shibumi: Rasa sepat yang menyebar di seluruh lidah.
  • Sanmi: Rasa asam.
  • Umami: Rasa gurih yang sering muncul dalam sake.

Pengunjung juga berkesempatan untuk mengikuti sesi sake testing yang dipandu oleh para ahli. Cara mencicipi sake pun mirip dengan wine, yaitu dengan membaui aroma dan menyesapnya perlahan untuk merasakan kompleksitas rasanya. Menurut Eko Triono, rasa sake cenderung fruity, dengan sentuhan pisang, pir, dan apel. Selain itu, warna sake yang berkualitas harus bening seperti air putih.

Kesempatan Emas untuk Mendalami Sake

Brand Manager Sake PT Jaddi Internasional, Susan Halim, menyampaikan bahwa festival ini dipersiapkan sebagai wadah yang tepat untuk memperkenalkan sake dan minuman Jepang lainnya, serta keragaman rasa dan jenisnya. Ia mengundang seluruh masyarakat untuk hadir dan memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya.

Dengan adanya festival ini, diharapkan masyarakat Indonesia semakin mengenal dan menghargai sake sebagai bagian dari warisan budaya Jepang yang kaya dan unik.