Enam Anggota Polres Hulu Sungai Tengah Terjerat Narkoba: Polda Kalimantan Selatan Terapkan Sanksi Tegas

Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan (Polda Kalsel) mengambil tindakan tegas terhadap enam anggotanya dari Polres Hulu Sungai Tengah (HST) yang terbukti positif menggunakan narkoba. Penindakan ini dilakukan sebagai wujud komitmen Polri dalam memberantas penyalahgunaan narkotika di internal kepolisian.

Kombes Pol Adam Erwindi, Kabid Humas Polda Kalsel, menyatakan bahwa keenam anggota tersebut telah diproses sesuai dengan hukum yang berlaku. Proses hukum ini berjalan transparan dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain proses hukum, mereka juga mendapatkan sanksi tambahan berupa pembinaan mental dan spiritual, termasuk kewajiban melaksanakan salat lima waktu. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya rehabilitasi dan pembentukan karakter anggota Polri yang lebih baik.

Kapolda Kalsel, Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan, menegaskan bahwa tidak ada toleransi bagi anggota Polri yang terlibat dalam kasus narkoba. Beliau juga mengimbau kepada seluruh personel Polri untuk selalu menjaga integritas dan mematuhi hukum yang berlaku. Tindakan tegas ini diharapkan dapat menjadi peringatan bagi seluruh anggota Polri agar tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba.

Polda Kalsel juga berupaya untuk meluruskan informasi yang beredar di masyarakat terkait penanganan kasus ini. Kabid Humas Polda Kalsel menegaskan bahwa keenam anggota Polres HST tersebut tidak hanya dihukum dengan kewajiban salat, tetapi juga diproses secara hukum. Langkah ini diambil untuk menghindari kesalahpahaman di masyarakat dan menjaga kepercayaan publik terhadap institusi Polri.

Tindakan tegas yang diambil oleh Polda Kalsel ini merupakan bagian dari upaya untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap Polri. Diharapkan, dengan adanya tindakan ini, citra Polri sebagai institusi yang profesional dan berintegritas dapat terjaga. Masyarakat diharapkan tidak salah mengartikan informasi yang beredar dan memahami bahwa setiap pelanggaran akan ditindak tegas tanpa pandang bulu, termasuk bagi oknum kepolisian.

Adapun pembinaan spiritual yang diberikan kepada anggota yang terlibat narkoba merupakan salah satu metode yang ditempuh dalam rangka pemulihan. Pembinaan ini diharapkan dapat membantu anggota tersebut untuk kembali ke jalan yang benar dan menjadi anggota Polri yang lebih baik. Polda Kalsel berkomitmen untuk terus melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap seluruh anggotanya agar terhindar dari penyalahgunaan narkoba dan pelanggaran lainnya.

Kasus ini menjadi momentum bagi seluruh jajaran kepolisian untuk lebih meningkatkan pengawasan internal dan memperketat proses rekrutmen anggota Polri. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kasus serupa di kemudian hari dan memastikan bahwa seluruh anggota Polri memiliki integritas yang tinggi dan berkomitmen untuk melayani masyarakat dengan baik.