Riset Intensif Empat Komoditas Pangan Strategis Digelontorkan Dana Puluhan Miliar Rupiah

Pemerintah Indonesia menunjukkan keseriusannya dalam memperkuat ketahanan pangan nasional dengan mengalokasikan dana signifikan, berkisar antara 20 hingga 40 miliar Rupiah, untuk riset intensif yang berfokus pada peningkatan produksi empat komoditas pangan utama: gandum, kedelai, jagung, dan bawang putih. Inisiatif ini merupakan kolaborasi strategis antara Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek), menandakan sinergi lintas sektor untuk mencapai target swasembada pangan.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menekankan pentingnya melibatkan seluruh perguruan tinggi yang memiliki keahlian relevan dalam upaya peningkatan produktivitas. Fokus utama adalah melampaui standar nasional dalam produksi gandum, kedelai, jagung, dan bawang putih, yang selama ini masih bergantung pada impor. Langkah ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto dalam agenda prioritas Asta Cita, yang menekankan riset berbasis kebutuhan dan kemandirian pangan.

Sebagai bagian dari strategi percepatan, Kementan telah mengirimkan delegasi ke negara-negara dengan kondisi agroklimat serupa, seperti Brasil dan Yordania, untuk mempelajari praktik terbaik dalam pengembangan pangan strategis. Pemerintah optimis bahwa pendekatan kolaboratif ini akan memperkuat ketahanan pangan, mengurangi ketergantungan pada impor, dan meningkatkan nilai tambah komoditas lokal melalui hilirisasi.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, menjelaskan bahwa pihaknya telah menetapkan empat flagship riset nasional yang masing-masing fokus pada satu komoditas. Anggaran yang dialokasikan akan mendukung kegiatan riset dari tahap dasar hingga komersialisasi. Konsorsium riset ini melibatkan dosen, peneliti, dan praktisi yang memahami seluruh rantai produksi, mulai dari pengembangan varietas unggul, teknologi budidaya, pengendalian hama, hingga pengembangan alat dan mesin pertanian modern.

Dukungan terhadap program ini juga datang dari TNI Angkatan Laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali menyatakan kesiapan TNI AL untuk mengembangkan budidaya kedelai melalui riset dan optimalisasi lahan. Uji coba budidaya kedelai di Serang telah menunjukkan hasil yang menggembirakan, mencapai 4,39 ton per hektare. Program ini akan diperluas ke berbagai wilayah lain.

Berikut adalah poin-poin penting yang menjadi fokus dalam riset ini:

  • Pengembangan Varietas Unggul: Menciptakan varietas tanaman yang lebih produktif, tahan terhadap hama dan penyakit, serta adaptif terhadap kondisi iklim lokal.
  • Teknologi Budidaya: Menerapkan teknik budidaya modern yang efisien dan berkelanjutan, termasuk sistem irigasi, pemupukan, dan pengelolaan tanah yang optimal.
  • Pengendalian Hama dan Penyakit: Mengembangkan metode pengendalian hama dan penyakit yang ramah lingkungan dan efektif, mengurangi penggunaan pestisida kimia.
  • Alat dan Mesin Pertanian: Merancang dan mengembangkan alat dan mesin pertanian yang sesuai dengan kebutuhan petani lokal, meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya produksi.

Dengan sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi, lembaga riset, dan TNI, Indonesia berupaya mewujudkan kemandirian pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.