Waspada Penularan TBC dan Lonjakan COVID-19 Saat Libur Panjang

Ancaman Ganda Kesehatan: TBC dan COVID-19 Mengintai di Tengah Libur Panjang

Masyarakat Indonesia diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penularan Tuberkulosis (TBC) dan lonjakan kasus COVID-19, terutama menjelang dan selama periode libur panjang. Imbauan ini muncul seiring dengan laporan peningkatan kasus COVID-19 di beberapa negara Asia, serta tingginya angka TBC di Indonesia.

Varian COVID-19 dan Imbauan Proteksi Diri

Beberapa negara di Asia seperti Thailand, Singapura, dan India melaporkan peningkatan kasus COVID-19. Peningkatan ini dipicu oleh kemunculan varian baru seperti XEC dan JN.1 beserta sub-varian turunannya seperti LF.7 dan NB.1.8. Walaupun sub-varian XEC belum terdeteksi di Indonesia, varian JN.1 telah ditemukan dan menjadi perhatian. Menurut keterangan dari Kementerian Kesehatan, gejala yang ditimbulkan oleh varian XEC cenderung ringan, namun masyarakat tetap diimbau untuk waspada dan melakukan proteksi diri, terutama bagi mereka yang memiliki penyakit penyerta (komorbid) dan kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak.

Langkah-langkah proteksi diri yang dianjurkan meliputi penerapan gaya hidup bersih dan sehat (PHBS). Praktik PHBS yang dimaksud seperti menggunakan masker di tempat ramai, mencuci tangan secara teratur dengan sabun, dan menghindari kerumunan. Upaya-upaya ini penting untuk meminimalkan risiko penularan COVID-19.

TBC: Ancaman Kesehatan yang Sering Terlupakan

Selain COVID-19, TBC menjadi ancaman kesehatan lain yang perlu diwaspadai. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis ini menular melalui udara, ketika seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin tanpa menutup mulut. Bakteri tersebut kemudian menyebar dan dapat menginfeksi orang lain.

Gejala utama TBC adalah batuk terus-menerus selama dua minggu atau lebih. Gejala lain yang mungkin timbul meliputi:

  • Demam
  • Meriang
  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Penurunan berat badan
  • Berkeringat di malam hari tanpa aktivitas fisik
  • Batuk berdahak, bahkan berdarah

Apabila seseorang mengalami batuk yang tidak kunjung sembuh selama lebih dari dua minggu, disertai gejala-gejala lain yang telah disebutkan, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Hal ini penting untuk memastikan diagnosis dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Indonesia dan Permasalahan TBC

Kasus TBC di Indonesia tergolong tinggi dan menempati peringkat kedua di dunia. Tingginya angka TBC di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

  • Status gizi masyarakat yang kurang baik
  • Angka stunting yang masih tinggi
  • Kepadatan penduduk
  • Banyaknya pasien dengan penyakit penyerta (komorbid) seperti HIV atau diabetes yang rentan terinfeksi TBC

Dengan kondisi tersebut, Indonesia dianggap sebagai negara endemik TBC. Artinya, penyakit ini selalu ada dan dapat menyerang siapa saja, tanpa mengenal usia atau status sosial.

Pencegahan TBC dan COVID-19

Pencegahan TBC dan COVID-19 memiliki kesamaan, yaitu dengan menerapkan gaya hidup bersih dan sehat. Langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:

  • Menggunakan masker, terutama di tempat ramai dan tertutup
  • Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir
  • Meningkatkan imunitas tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, minum air yang cukup, dan istirahat yang cukup
  • Menghindari kontak erat dengan orang yang sakit

Dengan meningkatkan kesadaran dan melakukan langkah-langkah pencegahan yang tepat, diharapkan masyarakat dapat terhindar dari ancaman TBC dan COVID-19, serta menikmati libur panjang dengan aman dan sehat.