Zelensky Ajukan Inisiatif Pertemuan Tingkat Tinggi: Format Trilateral Bersama Trump dan Putin

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, kembali melontarkan usulan untuk mengadakan pertemuan trilateral yang melibatkan dirinya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Inisiatif ini dipandang sebagai upaya strategis untuk menekan Moskow agar menghentikan operasi militer yang telah berlangsung selama tiga tahun di wilayah Ukraina.

Sebelumnya, tawaran untuk bertemu secara langsung dengan Zelensky di Turki ditolak mentah-mentah oleh Putin. Pihak Kremlin bersikeras bahwa pertemuan semacam itu hanya akan dipertimbangkan setelah adanya kemajuan signifikan dalam negosiasi dan tercapainya kesepakatan tertentu. Sementara itu, Trump sendiri telah berulang kali menyampaikan kekecewaannya atas kebuntuan yang terjadi antara Putin dan Zelensky, yang menghambat upaya untuk mencapai solusi damai.

"Jika Presiden Putin merasa kurang nyaman dengan pertemuan bilateral, atau jika semua pihak lebih memilih format trilateral, saya terbuka untuk itu. Saya siap untuk menjajaki segala kemungkinan format," ujar Zelensky kepada awak media, Rabu (28/5/2025).

Zelensky menegaskan kesiapannya untuk berpartisipasi dalam pertemuan dengan format "Trump-Putin-saya", dan mendesak pemerintah AS untuk segera memberlakukan sanksi yang lebih tegas terhadap sektor perbankan dan energi Rusia.

"Kami menantikan sanksi dari Amerika Serikat terhadap Rusia," tegasnya.

Lebih lanjut, Zelensky menuturkan, "Presiden Trump telah menyatakan bahwa jika Rusia tidak menghentikan agresinya, sanksi akan dijatuhkan. Kami telah membahas dua aspek krusial dengan beliau, yaitu sektor energi dan sistem perbankan. Apakah Amerika Serikat bersedia menjatuhkan sanksi terhadap kedua sektor ini? Saya sangat berharap demikian."

Sebelumnya, Zelensky sempat mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap Washington atas penundaan pengumuman sanksi baru terhadap Moskow, terutama setelah seruan bersama dari negara-negara Barat untuk segera melakukan gencatan senjata.

Beberapa jam setelah pernyataan Zelensky tersebut, Ukraina melancarkan serangan drone skala besar ke wilayah Rusia, dengan mengirimkan hampir 300 drone ke negara tetangga tersebut. Pihak berwenang Rusia melaporkan bahwa serangan drone tersebut hanya menyebabkan kerusakan minimal.

Di tengah situasi yang memanas, Zelensky menginformasikan bahwa Rusia sedang "mengumpulkan" lebih dari 50.000 tentara di garis depan di sekitar wilayah perbatasan Sumy. Langkah ini dilakukan seiring dengan upaya pasukan Moskow untuk merebut sejumlah permukiman dalam rangka membangun apa yang disebut Putin sebagai "zona penyangga" di wilayah Ukraina.

Selain itu, Zelensky juga menyampaikan bahwa Kyiv belum menerima "memorandum" yang dijanjikan oleh Rusia terkait tuntutan mereka untuk mencapai kesepakatan damai.