Konten Digital: Antara Aktivitas Duniawi dan Ibadah di Bulan Ramadan

Konten Digital: Antara Aktivitas Duniawi dan Ibadah di Bulan Ramadan

H. Muhammad Faiz, Lc, MA, Anggota Dewan Pengawas Syariah BTN, dalam sesi tanya jawab di program detikKultum baru-baru ini, memberikan pandangan yang menyegarkan terkait peran konten kreator di bulan Ramadan. Diskusi yang berfokus pada pentingnya digital detox, berujung pada pemahaman yang lebih luas mengenai bagaimana aktivitas digital, khususnya pembuatan konten, dapat diposisikan sebagai bagian dari ibadah. Gus Faiz, sapaan akrab beliau, menjelaskan bahwa setiap aktivitas manusia, termasuk berkarya di ranah digital, dapat bernilai ibadah apabila niat dan tujuannya terarah pada kebaikan dan kemaslahatan umat.

Beliau mengaitkan hal ini dengan hadits yang menyebutkan delapan pintu surga, mengingatkan bahwa Allah SWT memberikan banyak jalan menuju surga sesuai dengan amal dan kondisi masing-masing individu. Dengan demikian, profesi konten kreator pun, yang identik dengan dunia digital yang seringkali menguras waktu, dapat menjadi sarana beribadah. Kunci utamanya terletak pada konten yang dihasilkan. Konten yang positif, bernuansa edukatif, dan bermuatan nilai-nilai agama, diyakini dapat memberikan manfaat bagi orang lain dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

"Menjadi seorang konten kreator itu adalah pekerjaan yang bisa menjadi ibadah jika kontennya berisi tentang kebaikan," tegas Gus Faiz. Beliau menekankan pentingnya keseimbangan antara aktivitas digital dan momen-momen untuk muhasabah diri, zikir, dan kegiatan positif lainnya. Disarankan agar konten kreator membatasi penggunaan handphone di luar jam kerja dan memanfaatkan waktu tersebut untuk kegiatan yang lebih mendekatkan diri kepada sang Khalik.

Analogi yang menarik digunakan Gus Faiz adalah perumpamaan pisau. Sebuah pisau, di tangan pembunuh, dapat menjadi alat kejahatan; namun, di tangan juru masak, ia dapat menciptakan hidangan yang lezat dan bermanfaat. Demikian pula dengan konten kreator. Konten yang mempromosikan hal-hal negatif, maksiat, dan amoral akan mendatangkan dosa, sebaliknya konten yang edukatif, inspiratif, dan mendorong kebaikan akan memberikan pahala yang besar. Bahkan, Gus Faiz menyebutkan, membuat konten positif untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT memiliki pahala yang setara dengan ceramah para kiai dan guru agama di masjid.

Lebih lanjut, Gus Faiz mengingatkan pentingnya semangat wa quli'malụ—bekerjalah—dengan melakukan aktivitas apapun selama dikerjakan dengan niat baik dan menghasilkan kebaikan. Konten kreator, menurutnya, tidak perlu mengharamkan penggunaan handphone selama Ramadan. Yang penting adalah bagaimana memanfaatkannya secara bijak untuk hal-hal positif dan bermanfaat bagi diri sendiri dan sesama. Beliau bahkan optimistis bahwa nantinya akan ada pintu surga khusus bagi mereka yang semasa hidupnya menyebarkan kebaikan dan pencerahan melalui konten digital.

Sebagai penutup, Ketua Umum MUI DKI Jakarta ini menekankan agar kita tidak hanya melihat ibadah dalam bentuk ritual tertentu, namun juga melihat sejauh mana dampak positif yang diberikan kepada diri sendiri dan orang lain. Ibadah bukan hanya sekadar rangkaian gerakan, melainkan juga niat dan dampak yang dihasilkan bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar. Dengan demikian, aktivitas digital seperti membuat konten, dapat diposisikan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari ibadah selama dijalankan dengan niat yang tulus dan bertujuan untuk kebaikan.