Kesiapan Infrastruktur Jadi Kunci Sukses Adopsi Truk Listrik di Indonesia
markdown Era kendaraan listrik terus bergulir, kini menyasar sektor kendaraan niaga seperti truk. Pemerintah Indonesia memiliki ambisi besar untuk mencapai target net zero emissions pada tahun 2060, dan adopsi truk listrik dianggap sebagai salah satu langkah strategis. Namun, implementasi truk listrik di Indonesia bukan tanpa tantangan. Ketersediaan infrastruktur, khususnya stasiun pengisian daya (charging station), menjadi perhatian utama.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyoroti pentingnya ketersediaan charging station yang memadai. Menurutnya, investasi pada truk listrik harus dibarengi dengan jaminan ketersediaan infrastruktur pengisian daya yang tersebar merata. Sebagai contoh, untuk rute Jawa yang mencapai 1000 km, perlu dihitung secara cermat berapa banyak SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) yang dibutuhkan dan di mana lokasinya. Hal ini diungkapkan dalam acara Zero Emission Heavy-Duty Vehicle Summit 2025.
Arief Wijaya, Managing Director World Resources Institute (WRI) Indonesia, menjelaskan bahwa kebutuhan daya untuk truk listrik berbeda dengan mobil penumpang listrik. Truk listrik memerlukan ultra-fast charging dengan kapasitas yang lebih besar. Studi dari WRI menunjukkan bahwa bus dan truk listrik membutuhkan daya yang jauh lebih tinggi dibandingkan mobil listrik biasa.
Saat ini, pengembangan infrastruktur pengisian daya di Indonesia melibatkan dua pihak utama: pemerintah melalui penugasan kepada PLN (Perusahaan Listrik Negara), dan sektor swasta. Diharapkan, seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan adopsi kendaraan listrik, investasi SPKLU oleh swasta akan semakin meningkat. Dengan demikian, infrastruktur untuk mendukung operasional truk listrik dapat terpenuhi secara memadai di masa depan. Pertumbuhan ini akan menjadi katalis dalam memastikan adopsi truk listrik berjalan lancar, sehingga turut berkontribusi pada pencapaian target emisi nol bersih yang telah ditetapkan pemerintah.
Infrastruktur yang ideal untuk truk listrik membutuhkan pertimbangan yang matang, meliputi:
- Kapasitas Daya: Charging station harus memiliki kapasitas daya yang besar untuk mendukung ultra-fast charging, sesuai dengan kebutuhan truk listrik.
- Lokasi Strategis: Penempatan SPKLU harus mempertimbangkan rute-rute utama yang dilalui truk, serta jarak antar charging station yang ideal.
- Keterlibatan Swasta: Pemerintah perlu mendorong investasi swasta dalam pengembangan SPKLU untuk mempercepat pembangunan infrastruktur.
- Standarisasi: Standarisasi teknologi pengisian daya penting untuk memastikan kompatibilitas antara truk listrik dari berbagai merek dengan charging station yang tersedia.
- Integrasi Jaringan: Integrasi SPKLU ke dalam jaringan listrik yang cerdas (smart grid) dapat membantu mengoptimalkan pasokan daya dan mengurangi beban pada jaringan.
Dengan memenuhi kriteria-kriteria tersebut, Indonesia dapat membangun infrastruktur yang ideal untuk mendukung adopsi truk listrik secara luas, sehingga berkontribusi pada upaya mencapai target net zero emissions.