Tragedi Longsor Samarinda: Satu Korban Ditemukan Meninggal, Pemerintah Kota Tingkatkan Kewaspadaan

Tragedi longsor yang melanda kawasan Sungai Pinang Dalam, Samarinda, pada Rabu (28/5/2025) sore, membawa duka mendalam. Tim Basarnas Samarinda berhasil mengevakuasi satu korban dalam keadaan meninggal dunia. Korban teridentifikasi sebagai Sutiah, seorang wanita berusia 50 tahun.

Iwan Setiawan Abbas, Komandan Tim Basarnas Samarinda, mengungkapkan bahwa jenazah Sutiah ditemukan dalam posisi telentang, terkubur di kedalaman sekitar tiga meter dari permukaan longsor. Lokasi penemuan berjarak sekitar dua meter dari titik evakuasi korban sebelumnya, tepatnya di dekat area WC. Proses evakuasi berlangsung sulit karena terhambat oleh material bangunan, tanah, kayu, dan beton yang menutupi jasad korban.

"Alhamdulillah, satu korban tadi sudah berhasil kita evakuasi, atas nama Ibu Sutiah, umur 50 tahun, dengan kondisi meninggal dunia," ungkap Iwan Setiawan Abbas.

Jenazah Sutiah kemudian diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan pada malam harinya.

Peristiwa ini memicu respons cepat dari Pemerintah Kota Samarinda. Lurah Sungai Pinang Dalam, Novi Kurnia Putra, menyatakan bahwa pemerintah kota meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi longsor susulan, terutama di wilayah-wilayah rawan longsor akibat cuaca ekstrem.

Novi mencontohkan wilayah Kenangan 8 RT 75 sebagai daerah yang menunjukkan tanda-tanda pergeseran tanah dan memiliki risiko longsor yang tinggi. Pihak kelurahan berkoordinasi dengan BPBD dan Dinas Sosial untuk merencanakan langkah-langkah mitigasi dan memberikan bantuan kepada warga terdampak.

Adapun langkah-langkah yang diambil antara lain:

  • Penghentian pembangunan ulang di lokasi terdampak.
  • Imbauan kepada warga untuk tidak membangun kembali di area yang berisiko longsor.

Novi menegaskan, fokus utama saat ini adalah keselamatan warga dan penyediaan bantuan hunian sementara. Opsi relokasi warga masih dalam pertimbangan. Pemerintah kota mengimbau warga untuk tidak membangun kembali di lokasi yang sama demi menghindari potensi longsor di masa depan.