Inovasi Pelajar: Limbah Kulit Pepaya Diubah Jadi Bahan Alami Pelunak Daging

Pelajar SMA British School Jakarta, Kristopher Gondokusumo, melakukan terobosan inovatif dengan memanfaatkan limbah kulit pepaya menjadi bubuk pelunak daging. Inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi volume limbah makanan dan meningkatkan nilai ekonomi potongan daging yang kurang diminati.

Kristopher mengungkapkan bahwa ide ini muncul dari keprihatinannya terhadap tingginya angka limbah kulit pepaya di Indonesia. Sebagai salah satu negara produsen pepaya terbesar di dunia, Indonesia menghasilkan ratusan ribu ton limbah kulit pepaya setiap tahunnya. Limbah ini seringkali hanya dibuang begitu saja, padahal memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan.

"Kulit pepaya mengandung enzim papain yang dapat diekstraksi," jelas Kristopher. "Enzim ini memiliki sifat proteolitik yang tinggi, sehingga mampu memecah protein pada daging dan membuatnya lebih empuk."

Dalam proses penelitiannya, Kristopher bekerja sama dengan laboratorium R&D PT Great Giant Foods untuk menguji dan mengembangkan metode ekstraksi papain dari kulit pepaya. Hasilnya menunjukkan bahwa papain tidak hanya mampu melunakkan daging, tetapi juga dapat menjaga nilai nutrisi, meningkatkan cita rasa, dan memperbaiki tekstur daging.

Lebih lanjut, Kristopher menjelaskan bahwa pemanfaatan kulit pepaya sebagai pelunak daging juga memiliki dampak positif terhadap lingkungan. Menurut perhitungannya, setiap 100 kilogram kulit pepaya yang diolah menjadi pelunak daging dapat mencegah pelepasan emisi gas rumah kaca setara dengan 930 kilogram CO2.

"Inovasi ini berpotensi mengurangi emisi metana dan biaya karbon dari proses industri," ujarnya. "Jika diimplementasikan secara luas, dapat mendukung transisi Indonesia menuju ekonomi sirkular dan membantu mencapai target aksi iklim nasional."

Proses ekstraksi papain dari kulit pepaya meliputi beberapa tahapan, mulai dari pengumpulan getah, pemurnian, pengeringan, hingga pengemasan sederhana. Kristopher berharap inovasinya ini dapat membuka peluang bisnis baru bagi petani pepaya dan sekaligus mendukung ketahanan pangan di Indonesia.

"Saya ingin membuktikan bahwa limbah kulit pepaya dapat diubah menjadi solusi yang menguntungkan bagi manusia dan lingkungan," pungkasnya.

Inovasi ini dipamerkan dalam acara Jakarta Scholar Symposium (JSS) bertajuk Advocacy in Action, sebuah forum yang menjadi wadah bagi para pelajar untuk mempresentasikan ide-ide inovatif dalam berbagai bidang, termasuk konservasi air, pemanfaatan biokimia, dan pengelolaan sampah.

Berikut adalah poin-poin penting mengenai inovasi ini:

  • Pemanfaatan Limbah: Mengubah limbah kulit pepaya menjadi produk bernilai.
  • Pelunak Daging Alami: Menghasilkan pelunak daging alami yang sehat dan aman.
  • Dampak Lingkungan: Mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendukung ekonomi sirkular.
  • Peluang Bisnis: Menciptakan peluang bisnis baru bagi petani pepaya.
  • Ketahanan Pangan: Mendukung ketahanan pangan di Indonesia.