Pembersihan Pascabanjir di Pondok Gede Permai Butuh Waktu Lebih dari Sebulan
Pembersihan Pascabanjir di Pondok Gede Permai Butuh Waktu Lebih dari Sebulan
Bencana banjir yang melanda Kota Bekasi pada Selasa, 4 Maret 2025, meninggalkan dampak signifikan, khususnya di Perumahan Pondok Gede Permai (PGP), Kelurahan Jatirasa, Jatiasih. Banjir dengan ketinggian mencapai tiga meter merendam wilayah ini, menyisakan tumpukan puing dan lumpur yang membutuhkan waktu lama untuk dibersihkan. Ketua RT 05/RW 09 Jatirasa, Rochmat, memperkirakan proses pembersihan akan memakan waktu lebih dari satu bulan, meskipun pemerintah telah mengerahkan alat berat untuk membantu percepatan proses tersebut.
"Meskipun dibantu alat berat, kami memperkirakan proses pembersihan puing-puing pasca banjir ini akan memakan waktu lebih dari satu bulan," ujar Rochmat saat ditemui di lokasi, Senin (10/3/2025). Ia menambahkan bahwa meskipun demikian, proses pengangkutan puing kali ini jauh lebih efisien dibandingkan dengan kejadian banjir serupa pada tahun 2020. "Pengangkutan sampah sudah jauh lebih baik dibandingkan tahun 2020. Semua pihak bergerak cepat," tambahnya.
Namun, tantangan terbesar saat ini bukan hanya pengangkutan puing bangunan, melainkan juga penanganan lumpur yang mengendap di area drainase. Rochmat menjelaskan bahwa solusi yang paling efektif adalah dengan mengangkut lumpur tersebut dan memasukkannya ke dalam karung sebelum diangkut. "Proses pembungkusan lumpur ke dalam karung sebelum diangkut adalah solusi yang paling efektif saat ini," jelasnya.
Dampak Banjir Luas di Kota Bekasi
Banjir yang melanda Kota Bekasi bukan hanya berdampak di PGP. Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menyatakan bahwa delapan dari dua belas kecamatan di Kota Bekasi terdampak banjir pada 4 Maret 2025, mengakibatkan lumpuhnya aktivitas di berbagai sektor.
"Delapan dari dua belas kecamatan terdampak banjir, mengakibatkan lumpuhnya aktivitas di Kota Bekasi," ungkap Tri Adhianto, Selasa (4/3/2025), seperti dikutip dari Tribunnews.com. Banjir tidak hanya merendam permukiman warga, tetapi juga kantor pemerintahan dan jalan-jalan utama, mengganggu mobilitas dan operasional berbagai instansi.
-
Kondisi geografis PGP yang berada di bantaran Kali Bekasi, dekat dengan pertemuan aliran Kali Cikeas dan Kali Cileungsi, menjadi faktor penyebab wilayah ini rawan terdampak banjir.*
-
Perlu adanya evaluasi dan solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan banjir di Kota Bekasi, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat dan perekonomian daerah.*
-
Pemerintah perlu meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk warga setempat, dalam upaya penanggulangan dan pemulihan pascabanjir.*
-
Pengalaman banjir tahun 2020 menjadi pembelajaran berharga untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penanganan banjir di masa mendatang.*