Panduan Profesional Menyembelih Hewan Kurban: Praktik Terbaik Menjelang Idul Adha
Menjelang Hari Raya Idul Adha 2025, para ahli dan praktisi penyembelihan hewan kurban di Malang, Jawa Timur, memberikan panduan penting bagi masyarakat. Tujuannya adalah untuk memastikan proses kurban berjalan sesuai syariat Islam, memperhatikan kesejahteraan hewan, dan menghasilkan daging yang aman dan berkualitas.
Beberapa aspek krusial yang perlu diperhatikan mencakup:
-
Pemilihan Waktu dan Kondisi Hewan: Hewan kurban harus disembelih pada waktu yang tepat atau setelah poel (pergantian gigi). Sebelum penyembelihan, penting untuk memastikan hewan tidak merasa haus, lapar, stres, atau ketakutan.
-
Penanganan Hewan Sebelum Penyembelihan: Hewan yang baru tiba di lingkungan baru, seperti area masjid, sebaiknya dibiarkan tenang dan dijauhkan dari keramaian, terutama anak-anak, untuk menghindari stres. Hindari mengikat hewan terlalu ketat hingga tidak bisa beristirahat. Pemisahan jenis hewan (sapi, kambing, domba) juga disarankan untuk meminimalkan potensi konflik.
-
Pengendalian Stres pada Hewan: Suara keras dapat membuat hewan kurban, terutama sapi, menjadi tidak nyaman. Hindari suara bising dan ciptakan suasana yang tenang. Jika sapi terlepas, jangan dikejar secara agresif. Lebih baik memancingnya dengan mendatangkan sapi lain dari spesies yang sama.
-
Persiapan Alat Sembelih: Hindari mengasah pisau di depan hewan kurban. Teknik perobohan hewan juga harus dilakukan dengan benar. Titik lemah sapi terletak pada hidungnya. Jangan menyiksa hewan saat merebahkannya, misalnya dengan menjepit menggunakan bambu. Stres pada hewan dapat menurunkan kualitas daging. Metode mengikat kaki seperti yang diterapkan di Rumah Potong Hewan (RPH) lebih disarankan.
-
Kualitas Alat Sembelih: Pisau sembelih harus sangat tajam. Idealnya, gunakan pisau stainless. Meskipun pisau berkarat tidak dilarang, namun tidak memenuhi standar ideal. Ketajaman pisau adalah kunci utama, bukan harga atau kemewahan alat tersebut.
-
Kualifikasi Juru Sembelih: Juru sembelih yang ideal adalah individu yang taat beribadah dan memahami karakter hewan kurban. Meskipun latar belakang pendidikan agama (pondok pesantren atau hafalan Al-Qur'an) bukan syarat mutlak, namun menjadi nilai tambah.
-
Penanganan Hewan Sakit: Jika ada indikasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau Lumpy Skin Disease (LSD) pada hewan kurban, sebaiknya hewan tersebut disembelih paling akhir. Jika lebih dari 70% tubuh sapi terdapat benjolan akibat LSD, sebaiknya tidak disembelih. Jika kurang dari 50%, sembelih di akhir, kulitnya dibuang, dan dagingnya diperiksa kelayakannya.
-
Pemeriksaan Kesehatan Hewan: Hewan kurban yang sehat akan aktif menghindar jika didekati dan memiliki fisik yang baik. Kebersihan jeroan, terutama bagian pencernaan, juga sangat penting.
-
Kebersihan Jeroan: Bagian jeroan, terutama pencernaan, harus disikat untuk menghilangkan parasit.
-
Pentingnya Edukasi: Edukasi tentang penyembelihan hewan kurban perlu diberikan kepada masyarakat.
-
Pencegahan Diare: Daging hewan kurban yang tidak higienis dapat menyebabkan diare pada konsumen. Hal ini bukan disebabkan oleh sambal, bumbu, atau ketidakterbiasaan makan daging.
-
Model Pengelolaan Kurban yang Baik: Masjid dengan denah alur penyembelihan hingga distribusi yang jelas dan penggunaan boks plastik untuk menjaga kebersihan daging dapat menjadi contoh yang baik.
-
Pemeriksaan Antemortem dan Postmortem: Pemeriksaan antemortem (sebelum penyembelihan) penting untuk mengetahui kesehatan hewan dan mencegah penyebaran penyakit. Pemeriksaan postmortem (setelah penyembelihan) diperlukan untuk menentukan kelayakan konsumsi jeroan.
-
Prinsip Penyembelihan yang Sesuai Kaidah Ilmiah dan Agama: Penyembelihan harus meminimalkan rasa sakit pada hewan dan mempercepat kematiannya (animal welfare), sesuai dengan ajaran Islam. Teknik restrain (pengendalian) dan penyembelihan yang benar sangat penting untuk menghindari penyakitan hewan yang berkepanjangan.
Perhatian terhadap setiap detail dalam proses penyembelihan hewan kurban akan memastikan ibadah kurban sah secara syariat dan menghasilkan produk yang aman, sehat, dan berkualitas bagi masyarakat. Menjaga kebersihan daging yang dibagikan, dengan menghindarkannya dari kontaminasi seperti kayu atau pasir, juga merupakan bagian penting dari proses ini.