Tanggul Sungai Cinangka Jebol di Purwakarta, Perbaikan Darurat Dilakukan Menggunakan Geo Bag

Tanggul Sungai Cinangka Jebol, Perbaikan Darurat Dilakukan Menggunakan Geo Bag

Bencana banjir menerjang Desa Cikaobandung, Kecamatan Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (9/3/2025) setelah tanggul Sungai Cinangka jebol. Peristiwa ini mengakibatkan genangan air yang signifikan di wilayah tersebut, khususnya di Kampung Batu Layang yang menjadi area terdampak paling parah. Genangan air mencapai ketinggian bervariasi, mulai dari 30 sentimeter hingga 1,5 meter di titik terdalam, mengakibatkan 157 kepala keluarga terdampak. Beruntung, genangan air tersebut surut dalam kurun waktu lima hingga enam jam, memungkinkan warga untuk kembali ke rumah masing-masing.

Hujan deras yang mengguyur wilayah Purwakarta sejak Sabtu (8/3/2025) siang menjadi pemicu utama jebolnya tanggul. Curah hujan yang tinggi mengakibatkan debit air Sungai Cinangka meningkat drastis, hingga akhirnya melampaui kapasitas tampung tanggul yang mengakibatkan kerusakan struktural. Sebagai respon cepat terhadap bencana ini, pemerintah daerah dan instansi terkait langsung bergerak cepat untuk melakukan penanganan darurat.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purwakarta, Heryadi Erlan, menjelaskan bahwa upaya perbaikan sementara tanggul Sungai Cinangka tengah dilakukan dengan menggunakan geo bag. Langkah ini merupakan tindakan darurat untuk mencegah meluapnya air sungai kembali ke pemukiman warga dan meminimalisir risiko banjir susulan. Kerja sama antara BPBD Purwakarta, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, dan Perum Jasa Tirta (PJT) II, dalam penanganan bencana ini menunjukkan sinergi yang baik dalam penanggulangan bencana di tingkat daerah.

"Kita sedang menangani (sementara) menggunakan geo bag," ujar Erlan saat dikonfirmasi, Senin (10/3/2025). Ia berharap upaya perbaikan sementara ini dapat memberikan perlindungan yang cukup hingga proses perbaikan permanen dapat dilaksanakan. Proses perbaikan permanen sendiri akan membutuhkan waktu dan perencanaan yang matang, termasuk kajian teknis untuk menentukan penyebab pasti jebolnya tanggul dan solusi jangka panjang agar kejadian serupa tidak terulang.

Tim gabungan dari berbagai instansi terkait terus memantau kondisi lapangan dan memberikan bantuan kepada warga terdampak. Selain perbaikan tanggul, bantuan berupa logistik dan dukungan lainnya juga diberikan untuk meringankan beban warga yang terkena dampak banjir. Kejadian ini menjadi pengingat penting akan pentingnya pengelolaan sumber daya air dan infrastruktur penunjang di daerah rawan bencana, guna meminimalisir risiko bencana hidrometeorologi di masa mendatang.

  • Beberapa hal penting yang perlu mendapat perhatian pasca kejadian ini antara lain:

  • Peningkatan kapasitas tanggul: Evaluasi menyeluruh terhadap kondisi tanggul Sungai Cinangka perlu dilakukan untuk menentukan langkah-langkah peningkatan kapasitas dan daya tahan tanggul agar mampu menahan debit air yang tinggi.

  • Sistem peringatan dini: Pengembangan dan penyempurnaan sistem peringatan dini banjir sangat penting untuk memberikan peringatan kepada masyarakat secara cepat dan akurat, sehingga dapat dilakukan langkah antisipasi dan evakuasi.
  • Penanganan hulu sungai: Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Cinangka yang komprehensif diperlukan untuk mencegah terjadinya sedimentasi dan erosi yang dapat merusak struktur tanggul.
  • Partisipasi masyarakat: Pentingnya peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan menjaga kelestarian DAS Cinangka untuk mencegah terjadinya banjir di masa mendatang.