Gedung Putih Imbau Israel Pertimbangkan Ulang Opsi Serangan ke Iran di Tengah Upaya Diplomatik

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dilaporkan telah menyampaikan pesan kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, terkait potensi serangan terhadap Iran. Dalam percakapan telepon yang berlangsung minggu lalu, Trump mengindikasikan bahwa saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk eskalasi militer mengingat adanya pembicaraan yang sedang berlangsung antara Washington dan Teheran mengenai kesepakatan nuklir.

"Saya sudah menyampaikan pendapat saya," ujar Trump ketika ditanya wartawan mengenai percakapannya dengan Netanyahu. Ia menambahkan bahwa dirinya merasa tindakan militer saat ini "tidak pantas" mengingat kemajuan yang telah dicapai dalam perundingan. Lebih lanjut, Trump menekankan bahwa kesepakatan potensial dengan Iran akan menyelamatkan banyak nyawa.

Pernyataan Trump muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran internasional mengenai program nuklir Iran. Dalam beberapa minggu terakhir, perwakilan dari Teheran dan Washington telah mengadakan serangkaian pertemuan dengan tujuan menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015, yang secara resmi dikenal sebagai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Kesepakatan ini sebelumnya ditinggalkan oleh AS pada tahun 2018 di bawah kepemimpinan Trump.

Iran sendiri telah mengisyaratkan kemungkinan untuk mengizinkan inspektur dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA), termasuk dari AS, untuk memantau fasilitas nuklirnya jika kesepakatan baru dapat dicapai. Namun, Israel, yang menganggap Iran sebagai musuh bebuyutan, terus mengancam akan mengambil tindakan militer untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir. Laporan media AS bahkan menyebutkan bahwa Israel sedang mempersiapkan opsi serangan terhadap situs-situs nuklir Iran.

Trump tidak secara eksplisit menutup kemungkinan tindakan militer di masa depan, namun ia menekankan pentingnya memberikan ruang bagi upaya diplomatik untuk mencapai kesepakatan. Ia juga mengisyaratkan bahwa jika tindakan militer menjadi tak terhindarkan, Israel yang akan memimpinnya, bukan Amerika Serikat.

Iran telah lama membantah tuduhan bahwa mereka berusaha mengembangkan senjata nuklir, bersikeras bahwa program nuklirnya semata-mata ditujukan untuk tujuan damai, seperti produksi energi dan penelitian medis. Klaim ini terus menjadi sumber ketegangan antara Iran dan negara-negara Barat.

Berikut adalah poin-poin penting yang menjadi sorotan:

  • Komunikasi AS-Israel: Trump telah memperingatkan Netanyahu mengenai potensi serangan terhadap Iran di tengah pembicaraan nuklir.
  • Perundingan Nuklir: Pembicaraan antara Teheran dan Washington sedang berlangsung untuk menghidupkan kembali JCPOA.
  • Ancaman Israel: Israel terus mengancam tindakan militer terhadap Iran.
  • Posisi Iran: Iran membantah memiliki ambisi senjata nuklir dan bersedia bekerja sama dengan IAEA.
  • Opsi Militer: Trump tidak mengesampingkan tindakan militer, tetapi menekankan pentingnya diplomasi.