Nostalgia Masa Kecil, Anies Baswedan Ungkap Kisah Misteri di Rumah Kakek
Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta, baru-baru ini bernostalgia dengan mengunjungi rumah masa kecilnya. Rumah yang terletak di sebuah bangunan bernomor 19 itu, menyimpan segudang kenangan bagi Anies, terutama karena rumah tersebut merupakan kediaman kakeknya, Abdurrahman Baswedan.
Rumah yang diperkirakan telah berdiri sejak tahun 1970-an itu, menyimpan berbagai cerita menarik, termasuk kisah-kisah misteri yang terjadi di salah satu kamarnya. Menurut penuturan Anies, kamar tersebut terletak di bagian belakang rumah, berdekatan dengan kamar mandi dan dapur. Meskipun telah direnovasi dan terlihat terang, kamar itu menyimpan cerita-cerita unik yang dialami oleh beberapa orang.
"Ini kamar yang penuh banyak ceritanya (horor) di situ. Macam-macam pengalaman orang-orang. Saya sih nggak pernah ngalamin. (Hantu atau gimana?) Yang ceritanya agak unik-unik gitu," ujar Anies.
Selain cerita mistis, rumah tersebut juga menyimpan sejarah penting bagi keluarga Baswedan. Anies mengungkapkan bahwa kamar mandi di dekat kamar misterius itu dulunya berfungsi sebagai tempat persembunyian kakeknya dari kejaran Partai Komunis Indonesia (PKI).
"Ini dia, di belakang ini. Dulu masuknya dari sini terus ada tangga, naik ke atas. Begitu naik itu ada rongga," kata Anies, menjelaskan tentang tempat persembunyian yang tersembunyi di bagian plafon rumah. Untuk mencapai tempat persembunyian itu, seseorang harus menggunakan tangga bambu. Ruangan di atas plafon tersebut cukup luas dan dulunya digunakan sebagai tempat penyimpanan, bahkan dilengkapi dengan dipan untuk beristirahat.
Anies menjelaskan bahwa pada masa lalu, bagian belakang rumah tersebut sengaja dirancang sebagai tempat perlindungan dan persembunyian. Hal ini dikarenakan adanya ancaman penculikan dari PKI pada masa itu. Kakeknya, Abdurrahman Baswedan, menjadi salah satu target ancaman tersebut, sehingga rumah itu dilengkapi dengan tempat persembunyian rahasia di bagian atap.
"Jadi di rumah ini tuh, dulu, bagian belakang itu, disiapkan tempat untuk perlindungan, persembunyian karena pada masa itu, ancaman penculikan dari PKI itu ada. Nah, kakek itu salah satu yang terancam. Sehingga di rumah ini disiapkan tempat untuk persembunyian di atap, atas eternit. Dan atap-atap pada waktu itu memang tempat penyimpanan," ungkapnya.
Saat ini, rumah tersebut telah kosong selama dua tahun terakhir. Meskipun demikian, kondisinya tetap terawat dan bersih berkat penjaga dan petugas kebersihan yang ditugaskan untuk merawatnya. Anies berencana untuk memanfaatkan kembali rumah tersebut untuk berbagai kegiatan di masa depan, menghidupkan kembali kenangan dan sejarah yang tersimpan di dalamnya.