Kunjungan Presiden Macron ke UNJ Diwarnai Insiden Mikrofon, Responnya Tuai Perhatian

Kunjungan kenegaraan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, ke Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada hari Rabu, 28 Mei 2025, diwarnai sebuah insiden kecil yang justru menarik perhatian. Momen tersebut terjadi saat Presiden Macron hendak menjawab pertanyaan dari seorang mahasiswa dalam forum bertajuk "Perbincangan dengan Kaum Muda Indonesia".

Saat itu, Khairul, seorang mahasiswa Hubungan Internasional (HI) dari Universitas Gadjah Mada (UGM), mengajukan pertanyaan mengenai bagaimana Prancis mengelola konflik kepentingan sebagai anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait dengan posisinya dalam mendukung Palestina, serta bagaimana anak muda Indonesia dapat berkontribusi dalam isu tersebut.

Presiden Macron, yang berdiri dan memegang mikrofon untuk menjawab pertanyaan tersebut, tiba-tiba dikejutkan oleh suara keras dari sistem suara (soundsystem). Sontak, forum tersebut diwarnai sedikit kegemparan. Presiden Macron dengan sigap memeriksa mikrofonnya dan kemudian menoleh ke arah belakang, menunjukkan perhatiannya kepada seseorang di antara hadirin.

"It's okay for you? (Apakah kamu baik-baik saja?)," tanya Presiden Macron, seperti yang terekam dalam video diskusi berdurasi 1 jam 34 menit yang diperoleh dari humas UNJ, Syaifudin. Insiden ini terjadi pada menit ke 19:21 dalam video tersebut. Tidak hanya sekali, Presiden Macron mengulangi pertanyaannya sambil meminta maaf, "It's okay? I'm sorry because em, open (Apakah baik saja? Saya minta maaf karena telah membukanya)."

Setelah momen tersebut, Presiden Macron melanjutkan untuk menjelaskan posisi Prancis di DK PBB dan dukungannya terhadap Palestina. Ia menekankan bahwa dunia terkejut dengan apa yang terjadi di Gaza, menyebutnya sebagai bencana. Macron menyampaikan bahwa Prancis mengutuk aksi terorisme Hamas pada 7 Oktober 2023 dan mengakui hak Israel untuk melindungi diri. Namun, Prancis juga merasa gusar dengan serangan Israel yang dianggap membabi buta terhadap warga sipil dan telah meminta gencatan senjata sejak Oktober 2023.

Presiden Macron juga menyoroti upaya Prancis dalam memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza bersama negara-negara lain seperti Yordania, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Ia menekankan pentingnya akses kemanusiaan untuk air, makanan, dan obat-obatan. Selain itu, Prancis juga menyerukan pembebasan semua tahanan sipil, demiliterisasi Hamas, dan pelarangan aktivitas politik bagi kelompok tersebut. Macron menegaskan bahwa Prancis akan terus mendorong negosiasi untuk pendekatan dua negara.

Pada hari yang sama, dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, kedua pemimpin sepakat untuk mendukung penyelesaian two-state solution atas konflik di Palestina. Presiden Prabowo menyampaikan apresiasinya atas dukungan Prancis terhadap kemerdekaan Palestina sebagai negara yang merdeka.