IHSG Terkoreksi di Tengah Pekan Perdagangan yang Dipersingkat
Pasar Saham Indonesia Menunjukkan Tren Negatif di Akhir Mei
Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penurunan selama periode perdagangan 26 hingga 28 Mei 2025. Performa pasar saham dalam negeri terpengaruh oleh sentimen global dan domestik, yang menyebabkan investor cenderung berhati-hati.
Penutupan perdagangan pada pekan pendek ini menunjukkan IHSG berada di level 7.175,81, mengalami penurunan sebesar 0,53 persen. Kondisi ini mencerminkan adanya tekanan jual yang cukup signifikan di pasar. Sementara itu, kapitalisasi pasar juga ikut tergerus, turun 1,12 persen menjadi Rp 12.420 triliun, dibandingkan dengan posisi pekan sebelumnya yang mencapai Rp 12.561 triliun.
Kendati demikian, terdapat catatan positif dalam aktivitas perdagangan harian. Rata-rata nilai transaksi harian mengalami peningkatan sebesar 15,52 persen menjadi Rp 16,78 triliun. Peningkatan ini mengindikasikan masih adanya minat investor untuk bertransaksi di pasar saham, meskipun dalam kondisi yang kurang menguntungkan. Namun, perlu dicatat bahwa rata-rata frekuensi transaksi harian tetap stabil di angka 1,36 juta kali.
Dari sisi investor asing, terjadi dinamika yang menarik. Pada penutupan pekan ini, tercatat nilai beli bersih sebesar Rp 1,36 triliun. Akan tetapi, secara akumulatif sepanjang tahun 2025, investor asing masih mencatatkan nilai jual bersih yang cukup besar, yakni Rp 45,18 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada minat beli dalam jangka pendek, sentimen investor asing secara keseluruhan masih cenderung negatif.
Berikut adalah rangkuman indikator pasar modal selama pekan yang dipersingkat:
- IHSG: Turun 0,53 persen menjadi 7.175,81
- Kapitalisasi Pasar: Turun 1,12 persen menjadi Rp 12.420 triliun
- Rata-rata Nilai Transaksi Harian: Naik 15,52 persen menjadi Rp 16,78 triliun
- Rata-rata Frekuensi Transaksi Harian: 1,36 juta kali
- Nilai Beli Bersih Asing (Pekan Ini): Rp 1,36 triliun
- Nilai Jual Bersih Asing (YTD 2025): Rp 45,18 triliun
Perkembangan pasar saham ini menjadi perhatian para pelaku pasar dan analis ekonomi. Diharapkan, pemerintah dan otoritas terkait dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga stabilitas dan meningkatkan daya tarik pasar modal Indonesia di mata investor.