Optimisme Pasar Modal: IHSG Berpotensi Sentuh Level 7.300 di Bulan Juni
Pasar modal Indonesia menunjukkan sinyal positif memasuki bulan Juni. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi memiliki peluang untuk menguat dan berpotensi mencapai level 7.300. Sentimen positif ini didorong oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun luar negeri.
Beberapa analis pasar optimis terhadap pergerakan IHSG di bulan Juni. Secara historis, kinerja IHSG pada bulan Juni cenderung positif sejak tahun 2020. Faktor-faktor seperti window dressing di akhir semester dan antisipasi laporan keuangan kuartal II menjadi katalis yang dapat mendorong kenaikan indeks.
Faktor Pendorong Kenaikan IHSG
Beberapa faktor utama yang diprediksi akan mendukung penguatan IHSG antara lain:
- Stimulus Ekonomi Domestik: Pemerintah telah meluncurkan serangkaian kebijakan stimulus ekonomi yang dimulai pada tanggal 5 Juni. Kebijakan ini mencakup diskon tarif listrik dan transportasi, serta penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST) dan bantuan pangan. Diharapkan stimulus ini dapat meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
- Momentum Libur Sekolah: Libur panjang sekolah, ditambah dengan diskon tarif tol sebesar 20 persen, diperkirakan akan meningkatkan konsumsi rumah tangga, sektor transportasi, dan pariwisata. Peningkatan aktivitas ekonomi di sektor-sektor ini dapat memberikan dampak positif pada kinerja perusahaan-perusahaan terkait dan pada akhirnya, pada IHSG.
- Penurunan Suku Bunga Penjaminan Simpanan: Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah menurunkan suku bunga penjaminan simpanan. Langkah ini diyakini akan mendorong pelonggaran likuiditas di pasar, mendukung penyaluran kredit, dan mendorong aktivitas investasi di sektor riil. Sinyal ini memberikan indikasi positif bagi pertumbuhan ekonomi.
- Kebijakan The Fed: Investor pasar modal juga menantikan sinyal dari bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) di bulan Juni-Juli. Jika The Fed menunjukkan sikap yang lebih dovish atau menurunkan suku bunga acuannya lebih cepat dari ekspektasi pasar, hal ini dapat memicu arus modal asing masuk ke pasar Indonesia, yang pada gilirannya dapat mendorong kenaikan IHSG. Penurunan suku bunga The Fed akan membuat investasi di negara berkembang seperti Indonesia menjadi lebih menarik.
Namun, investor juga perlu mewaspadai beberapa risiko yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG, seperti negosiasi tarif antara AS, China, dan Uni Eropa, serta tensi geopolitik global. Jika tensi ini meningkat, sentimen pasar dapat terpengaruh.
Selain itu, menjelang rilis laporan keuangan kuartal II dan semesteran, terdapat potensi akumulasi saham oleh fund manager, terutama pada sektor-sektor defensif dan perusahaan-perusahaan yang memiliki potensi pertumbuhan pendapatan yang kuat. Sektor-sektor ini menjadi incaran para investor dalam mempersiapkan laporan keuangan yang baik.