Keterwakilan Perempuan dalam Petugas Haji Ditingkatkan, BP Haji Siapkan Skema Rekrutmen Baru
Penyelenggaraan ibadah haji tahun 1447 Hijriah mendatang akan membawa angin segar bagi keterwakilan perempuan dalam tim petugas haji. Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) berencana merombak sistem rekrutmen petugas haji, dengan fokus utama meningkatkan jumlah petugas perempuan. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap dominasi jemaah haji perempuan dari Indonesia.
Wakil Kepala BP Haji, Dahnil Anzar, mengungkapkan bahwa proporsi jemaah haji perempuan mencapai 60 persen dari total jemaah. Ironisnya, jumlah petugas haji perempuan yang bertugas di lapangan tidak seimbang dengan angka tersebut. Ketidakseimbangan ini menimbulkan kekhawatiran akan optimalisasi bimbingan ibadah haji bagi jemaah perempuan, terutama saat berada di tempat-tempat yang menerapkan pemisahan antara laki-laki dan perempuan, seperti Raudhah di Masjid Nabawi.
"Masalahnya adalah, saat masuk ke Raudhah, ada pemisahan antara laki-laki dan perempuan. Jemaah perempuan seringkali kesulitan mendapatkan bimbingan yang memadai," ujar Dahnil.
Oleh karena itu, BP Haji berkomitmen untuk merekrut petugas haji perempuan dengan jumlah yang lebih proporsional pada penyelenggaraan haji tahun depan. Dahnil menegaskan bahwa tidak ada persyaratan khusus bagi mereka yang berminat menjadi petugas haji. Justru sebaliknya, petugas haji akan mendapatkan imbalan atas dedikasi mereka dalam membimbing jemaah selama berada di Tanah Suci.
BP Haji berencana membuka pendaftaran petugas haji jauh sebelum pelaksanaan ibadah haji dimulai. Setelah terpilih, para petugas haji wajib mengikuti pelatihan intensif di Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat).
"Kami akan membuka rekrutmen jauh-jauh hari agar para calon petugas dapat mengikuti pelatihan di Badiklat secara komprehensif. Dengan demikian, mereka tidak akan terburu-buru dan siap untuk menjalankan tugas dengan baik," jelas Dahnil.
Dengan perubahan sistem rekrutmen ini, BP Haji berharap dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan bagi seluruh jemaah haji Indonesia, khususnya bagi jemaah perempuan.
Berikut beberapa poin penting terkait rekrutmen petugas haji:
- Fokus pada Keterwakilan Perempuan: Sistem rekrutmen baru akan dirancang untuk meningkatkan jumlah petugas haji perempuan.
- Tanpa Persyaratan Khusus: Tidak ada persyaratan khusus bagi calon petugas haji, yang terpenting adalah memiliki dedikasi untuk membimbing jemaah.
- Pelatihan Intensif: Petugas haji yang terpilih wajib mengikuti pelatihan di Badiklat untuk mempersiapkan diri sebelum bertugas di lapangan.
- Rekrutmen Dini: Pendaftaran akan dibuka jauh sebelum pelaksanaan ibadah haji agar calon petugas memiliki waktu yang cukup untuk mengikuti pelatihan.
- Imbalan: Petugas haji akan mendapatkan imbalan atas dedikasi mereka dalam membimbing jemaah.