Sinergi Indonesia-Malaysia Pacu Pertumbuhan Ekonomi Halal Melalui Data Center Terintegrasi
Peluang Ekonomi Halal Meningkat Melalui Pengembangan Data Center Terintegrasi
Jakarta - Kolaborasi antara Indonesia dan Malaysia dalam membangun ekosistem logistik halal memunculkan prospek ekonomi yang signifikan, termasuk pengembangan infrastruktur teknologi seperti sistem data center halal yang terintegrasi. Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan pasar global terhadap integritas rantai pasok produk halal serta membuka peluang bisnis baru, terutama dalam sektor digital dan logistik.
Fokus utama dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Kolaborasi Industri Halal Internasional – Johor dan Indonesia yang diselenggarakan TransTRACK bersama Perbadanan Islam Johor (PIJ) Halal Ventures di Jakarta menyoroti pentingnya keselarasan sertifikasi halal antarnegara dan peran krusial teknologi dalam meningkatkan ketertelusuran produk halal di seluruh rantai pasok. TransTRACK menyoroti bahwa sistem pemantauan logistik halal yang terintegrasi secara digital belum sepenuhnya tersedia di Asia Tenggara, menciptakan peluang untuk pengembangan data center halal dan sistem logistik berbasis teknologi.
Aris Pujud Kurniawan, Co-founder sekaligus CTO TransTRACK, menyatakan bahwa terdapat potensi besar dalam pengawasan logistik halal secara real-time melalui teknologi. Belum ada sistem yang benar-benar terintegrasi untuk memantau pergerakan barang halal dan memastikan distribusinya terhindar dari kontaminasi produk non-halal. Langkah TransTRACK ini sejalan dengan rencana Pemerintah Negara Bagian Johor yang tengah mengembangkan Integrated Halal Logistics System (IHLS) dan Halal Logistics Platform (HLP) di kawasan ekonomi khusus (SEZ) Johor. Lokasi strategis Johor di dekat perbatasan Singapura, didukung oleh infrastruktur digital yang memadai, berpotensi menjadi pusat utama ekosistem logistik halal regional.
Kolaborasi Strategis Dorong Pertumbuhan Ekonomi Halal
Pemerintah Johor, melalui PIJ Halal Ventures, telah menjalin perjanjian kerja sama strategis dengan TransTRACK pada Agustus 2024. Rencana pengembangan ini membuka peluang untuk pendirian pusat distribusi atau warehouse halal antara Indonesia dan Malaysia, yang akan menjadi titik penting dalam jaringan distribusi halal ASEAN.
Chief Operating Officer TransTRACK, Hari Setiawan, mengungkapkan bahwa FGD ini menghasilkan pemahaman bersama bahwa produk bersertifikat halal dari satu negara tidak perlu disertifikasi ulang di negara mitra, melainkan cukup didaftarkan. Hal ini akan mempermudah dan mengefisienkan perdagangan lintas negara, memberikan dorongan positif bagi pelaku industri halal.
Data yang disampaikan dalam diskusi tersebut menunjukkan bahwa nilai ekonomi halal global diproyeksikan mencapai 5 triliun dollar AS pada tahun 2030. Pertumbuhan permintaan pasar terus meningkat seiring dengan kesadaran global akan konsumsi etis dan standar halal.
Melalui kolaborasi ini, Indonesia dan Malaysia memiliki kesempatan besar untuk memperkuat posisi sebagai pusat industri halal dunia, termasuk dalam pengembangan pusat data halal, platform digital perdagangan halal, dan logistik berbasis teknologi yang transparan dan terverifikasi. Kehadiran teknologi yang mendukung efisiensi dan ketertelusuran logistik halal akan meningkatkan daya saing sektor-sektor seperti makanan, kosmetik, farmasi, dan e-commerce dalam menjangkau pasar ekspor.
Dengan demikian, sinergi antara Indonesia dan Malaysia dalam pengembangan ekosistem data center halal bukan hanya memperkuat rantai pasok produk halal, tetapi juga membuka jalan bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di kedua negara.