Mengungkap Sosok Dibalik Kesuksesan Sugar Group Companies: Dinasti Gula Lampung
Dinasti Gula Lampung: Siapa Pemilik Sebenarnya Sugar Group Companies?
Sugar Group Companies (SGC) menjelma menjadi salah satu kekuatan utama dalam industri gula di Indonesia. Berbasis di Lampung, perusahaan ini mengendalikan rantai produksi gula secara terintegrasi, mulai dari perkebunan tebu hingga distribusi produk jadi. Namun, dibalik kesuksesan SGC, terdapat sosok-sosok kunci yang jarang tersorot.
Sejarah kepemilikan SGC mengalami beberapa perubahan signifikan. Awalnya, perusahaan ini didirikan oleh Sudono Salim atau Liem Sioe Liong, tokoh bisnis yang juga mendirikan Grup Salim. Selain SGC, Grup Salim juga memiliki investasi besar di Lampung, termasuk tambak udang Dipasena. Krisis finansial yang melanda Indonesia pada akhir tahun 1990-an memaksa Grup Salim untuk menyerahkan aset-asetnya, termasuk SGC, kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebagai bagian dari penyelesaian utang.
Pada tahun 2001, SGC diambil alih oleh Grup Garuda Panca Artha melalui proses lelang yang diadakan oleh BPPN. Sejak saat itu, kendali perusahaan berada di tangan Purwanti Lee atau yang lebih dikenal dengan panggilan Nyonya Lee, bersama saudaranya, Gunawan Yusuf. Kedua tokoh ini dikenal sebagai pemilik lahan Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan tebu swasta terluas dan pemilik pabrik gula terbanyak di Indonesia, dengan total lahan mencapai 75.667 hektare. Mereka pun dikenal sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dan terkaya di Lampung.
SGC memiliki beberapa anak perusahaan yang masing-masing memiliki peran penting dalam operasional perusahaan:
- PT Gula Putih Mataram (GPM): Memproduksi gula pasir dengan merek GPM, serta gula kemasan Gulaku berwarna kuning kecoklatan.
- PT Sweet Indo Lampung (SIL): Memproduksi gula pasir dengan merek SIL, serta gula kemasan Gulaku berwarna hijau dan gula stik.
- PT Indolampung Perkasa (ILP): Memproduksi gula pasir dengan merek ILP.
- PT Indolampung Distillery: Memproduksi etanol dari tebu, yang merupakan produk sampingan dari pengolahan gula.
Produk gula kemasan Gulaku menjadi salah satu merek yang paling dikenal dan menguasai pasar di Indonesia. Tersedia dalam dua varian warna, hijau dan kuning kecoklatan, Gulaku menawarkan pilihan bagi konsumen dengan preferensi yang berbeda. Selain gula kemasan, SGC juga memproduksi gula dalam karung dengan merek GPM, ILP, dan SIL.
Selain bisnis gula, Gunawan Yusuf juga memiliki kepentingan bisnis di sektor keuangan melalui Grup Makindo. PT Makindo Sekuritas, salah satu perusahaan di bawah Grup Makindo, merupakan anggota Bursa Efek Indonesia (BEI). Gunawan Yusuf menjabat sebagai komisaris utama di perusahaan tersebut.
Keberhasilan SGC tidak hanya berdampak pada perekonomian Lampung, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap industri gula nasional. Dengan model bisnis yang terintegrasi dan kepemimpinan yang kuat, SGC terus berupaya untuk mempertahankan posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam industri gula di Indonesia.